TRIBUNHEALTH.COM - Retainer adalah suatu alat yang dipasang pada gigi setelah melakukan perawatan kawat gigi.
Retainer ada yang berjenis lepasan dan fixed retainer.
Pemasangan retainer umumnya membutuhkan waktu selama 9 bulan.
Baca juga: Orang Tua Sering Khawatir Saat Anak Demam Ketika Tumbuh Gigi, Begini Penjelasan drg. Anastasia
Namun drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menganjurkan pemasangan retainer dilakukan lebih lama.
Karena fungsi retainer adalah menjaga kondisi gigi geligi dan lengkung rahang pada kondisi ideal.

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews, Anastasia menuturkan, khusus gigi geligi, sangat tergantung pada kondisi tulang dan ligamen periodontal.
Maka dari itu retainer harus digunakan secara disiplin.
Baca juga: Sering Sariawan Susah Sembuh? Ketahui Penyebabnya menurut drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Bila dianjurkan selama 9 bulan, maka retainer harus digunakan setiap hari. Dengan durasi 6 hingga 8 jam.
Pemasangan Kawat Gigi
Pemasangan kawat gigi merupakan salah satu jenis perawatan orthodonsia.
Perawatan orthodonsia ini dilakukan untuk mendapatkan susunan gigi geligi yang teratur.

Sehingga dapat dicapai fungsi oklusi yang efisien dan memberikan estetika pada tampilan wajah yang baik.
Perawatan orthodonsia tidak hanya sebatas pada perawatan tertentu saja.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen: Perawatan Ortodonti Pada Anak Bisa Dimulai Sejak Masa Gigi Bercampur
Sesungguhnya perawatan orthodonsia memiliki 3 jenis tahapan perawatan secara umum.
Di antaranya:
1. Prefentif
Tahapan prefentif dimaksudkan untuk mencegah kelainan oklusi.
Waktu perawatan cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan dentofacial.

Biasanya dilakukan secara bertahap pada usia 2,5 tahun, lalu 5 tahun.
Kemudian bila diperlukan, dilakukan tindakan foto rontgen termasuk model studi untuk bisa menegakkan diagnosa.
Anastasia menekankan pada tahap prefentif, pentingnya untuk menjaga gigi molar dan seluruh gigi susu.
Baca juga: Anak Lebih Mudah Alami Gigi Berlubang daripada Orang Dewasa, Ini Alasannya menurut Dokter
Apabila terjadi sesuatu pada gigi tersebut, maka pada perkembangannya premolar gigi permanen akan kekurangan tempat.
Selanjutnya penting juga memperhatikan apabila ada persistensi akar gigi sulung.

Akar gigi sulung yang tertinggal pada tulang rahang si kecil.
"Misalnya ada kejadian karies yang meluas atau patah, ternyata masih tertinggal pada rahang. Harus diperhatikan," pesannya.
Tindakan pada fase ini merupakan perawatan karies gigi secara tuntas.
Baca juga: Benarkan Pertumbuhan Gigi Susu Memengaruhi Fase Berjalan Anak? Begini Ulasan drg. Anastasia Ririen
Lalu bila ada kebiasaan buruk, maka perlu untuk dihilangkan.
menghilangkan kebiasaan buruk apabil
2. Interseptif

Selanjutnya adalah perawatan interseptif pada maloklusi gigi yang sedang terjadi.
Tujuan perawatan interseptif adalah memperbaiki oklusi.
Baca juga: Jenis-jenis Maloklusi Gigi, Bisa Sebabkan Masalah Lain jika Tak Ditangani
Misalnya ada gigi yang hilang sebelum waktunya.
Maka perlu dibuatkan alat untuk membuat ruang tersebut tetap tersedia.
Alat tersebut bernama Space reginer.

Dalam prosedur ini membutuhkan bantuan studi model dan beberapa jenis foto rontgen. Misalnya panoramic foto rontgen.
Sehingga dokter bisa mengetahui ada tidaknya benih gigi pengganti. Termasuk urutan erupsi gigi geligi.
Baca juga: Dr. drg. Munawir Usman, SKG., MAP. Sebut Penggunaan Kawat Gigi Bisa Memperbaiki Posisi Gigi Geligi
Dalam kondisi ini, perlu inform consent dengan orangtua si kecil agar bisa diberi penjelasan secara rinci.
Terkait kondisi yang ditemukan oleh dokter, termasuk prediksi yang bisa terjadi.
3. Korektif
Selanjutnya adalah tahapan korektif.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti? Berikut Jawaban drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K).
Kawat gigi masuk dalam tahapan korektif. Ketika maloklusi sudah terlanjur terjadi.
Biasanya menggunakan alat-alat:
- Ortho lepasan
- Invasilign

Baca juga: Memiliki Gigi Gingsul, Bisakah Memasang Invasilign? Ini Tanggapan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen
- Mikro implan
- dan bisa membutuhkan bedah ortognatik.
Penjelasan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)