Breaking News:

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti? Berikut Jawaban drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K).

Berikut ini simak penjelasan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K). mengenai penanganan dokter spesialis orthodonti.

grid.id
Ilustrasi melakukan perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi-simak penjelasan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K). mengenai penanganan dokter spesialis orthodonti. 

TRIBUNHEALTH.COM - Mengalami masalah gigi bisa terjadi pada siapa saja.

Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia tua.

Umumnya seseorang yang mengalami masalah gigi akan segera datang ke dokter gigi.

Baca juga: Deteksi Masalah Kesehatan Rongga Mulut Sejak Dini, Dokter Imbau Anak Harus Rutin Kontrol Gigi

Anak-anak dengan usia 8 tahun sudah bisa melakukan pemeriksaan ini.

Namun bila kasus yang dialami sangat serius, maka dokter gigi umum akan merujuk pada dokter gigi spesialis.

ilustrasi tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi
ilustrasi tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi (freepik.com)

Salah satu kasus yang bisa ditemui adalah masalah gigi yang melibatkan rahang.

Bila demikian, dokter gigi umum akan merujuk untuk berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis orthodonti.

Dokter gigi spesialis orthodonti bisa memberikan perawatan pada gigi atau rahang yang bermasalah.

Baca juga: Apakah Tambal Gigi Anak dan Orang Dewasa Sama? Ini Jawaban drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA

Masalah pada rahang tersebut, bisa terjadi akibat kebiasaan buruk atau posisi rahang yang tidak tepat.

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K). menerangkan, bila masalah rahang bisa teratasi sejak dini maka akan memiliki prognosis yang lebih bagus.

Ilustrasi alami masalah rahang
Ilustrasi alami masalah rahang (Freepik.com)
2 dari 4 halaman

Terapi ini juga sudah bisa diberikan pada anak yang berusia 8 atau 9 tahun.

Pada anak usia tersebut, akan diberikan terapi dengan memanfaatkan alat mayo functional.

Baca juga: Bukan Seberapa Sering Rajin Menyikat Gigi, Tapi Perhatikan Teknik dan Alat yang Digunakan

Tidak hanya digunakan oleh dokter spesialis orthodonti, penanganan yang melibatkan alat mayo functional bisa dikerjakan juga oleh dokter gigi umum.

Lebih lanjut, selain mengatasi rahang, dokter gigi spesialis orthodonti juga bisa memberikan penanganan pada masalah inklinasi gigi.

Ilustrasi dokter gigi spesialis orthodonti
Ilustrasi dokter gigi spesialis orthodonti (Pexels.com)

Kondisi inklinasi gigi bisa dialami oleh usia anak-anak.

Dalam memberikan penanganan, dokter gigi spesialis orthodonti baru bisa melakukannya ketika anak telah memasuki puncak usia tumbuh kembang.

Baca juga: Sayangkan Tindakan Cabut Gigi pada Anak, Begini Ulasan dari drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA.

Usia ini berkisar pada 12 tahun ke atas.

"Kalau perempuan setelah haid, kalau laki-laki setelah jakunnya berubah," jelas Ardiansyah.

Pada usia tersebut anak juga baru diperbolehkan memasang behel.

ilustrasi penggunaan kawat gigi atau behel
ilustrasi penggunaan kawat gigi atau behel (kompas.com)

Aturan ini diberikan agar pemasangan behel tidak terlalu lama dan dapat mennghasilkan hasil yang optimal.

Baca juga: Sebelum Pasang Behel Gigi, Pahami Beberapa Hal Berikut ini dari drg. Ummi Kalsum, MH.Kes.,Sp.KG

3 dari 4 halaman

Prosedur Pemeriksaan Dokter Spesialis Orthodonti

Peran dokter gigi spesialis tidak hanya sebatas meluruskan gigi saja.

Melainkan juga memperbaiki hubungan gigi satu dengan yang lainnya.

Bagi Anda yang tertarik mengunjungi dokter gigi spesialis Orthodonti, perlu memperhatikan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.

Ilustrasi tindakan dokter gigi.
Ilustrasi tindakan dokter gigi. (Freepik.com)

Di antaranya adalah:

1. Anamnesis

Anamnesis adalah langkah pertama yang dilakukan oleh dokter gigi ketika akan melakukan pemeriksaan.

Melalui anamnesis, dokter akan mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pasien.

Baca juga: Benarkah Setelah Mengonsumsi Makanan Asam Dilarang Sikat Gigi? Ini Jawaban drg. R. Ngt. Anastasia

2. Observasi

Seorang dokter gigi spesialis orthodonti sudah bisa mengetahui permasalahan gigi pasien melalui tampilan fisik.

4 dari 4 halaman

Karena hal tersebut, dokter gigi akan menanyakan kepada pasien terkait kebiasaan buruk yang dilakukan selama ini.

Ilustrasi pemeriksaan rongga mulut
Ilustrasi pemeriksaan rongga mulut (kompas.com)

Beberapa contoh kebiasaan buruk yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut antara lain, menghisap ibu jari dan bernapas melalui mulut.

Bila kebiasaan buruk tersebut telah terdeteksi, maka dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari kebiasaan tersebut.

Baca juga: Dokter Gigi Sebut Buah Pir dan Apel Efektif Menjaga Kebersihan Rongga Mulut, Ini Alasannya

"Kalau ada kebiasaan buruk, maka harus disembuhkan terlebih dahulu kebiasaan itu," ungkap Ardiansyah.

Misalnya memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan.

Bila hasil pemeriksaan terdeteksi pasien mengalami gangguan pada hidung, maka dokter akan berkonsultasi dengan dokter spesialis THT.

3. Melakukan pencetakan dan fotografi

Ilustrasi konsultasi dengan dokter gigi
Ilustrasi konsultasi dengan dokter gigi (Freepik.com)

Langkah selanjutnya adalah melakukan pencetakan dengan mengukur gigi dan rahang.

Selain itu juga mengambil foto dari kondisi gigi dan rahang.

"Karena target kita juga pada estetika, jika mukanya lebar maka harus kita lebarkan. Kalau kurus harus disesuikan," terang Ardiansyah.

Baca juga: Beberapa Pantangan yang Perlu Diperhatikan pasca Melakukan Rekonstruksi Rahang, Ini Kata Dokter Gigi

Mengingat tidak dianjurkan bila bentuk wajah lebar namun pipi tirus.

Karena tampilan tersebut, dianggap tidak estetik.

4. Sefalometri

Setelah melewati tahap Fotografi, maka perlu melakukan pemeriksaan Panoramic dan Sefalometri.

ilustrasi rontgent panoramik
ilustrasi rontgent panoramik (pixabay.com)

Pemeriksaan Sefalometri wajib dilakukan untuk melihat derajat kemiringan gigi depan.

"Jadi seberapa kemiringannya, untuk mengetahui rencana perawatannya," sambungnya.

5. Penentuan rencana perawatan

Setelah pemeriksaan Anamnesis hingga Sefalometri dilakukan, maka memasuki tahap penentuan rencana perawatan yang akan dilakukan.

Baca juga: drg. Anastasia Sebut Penambalan Gigi Dapat Memicu Kejadian Trauma Jaringan Lunak Rongga Mulut

Ilustrasi dokter gigi
Ilustrasi dokter gigi (Freepik.com)

Baca juga: Beberapa Jenis Gigi Palsu yang Perlu Diketahui dari Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP

"Nah itu yang kita lakukan, jadi bukan hanya tiba-tiba pasang saja."

"Sampai akhirnya pada rencana perawatan, apakah ada pencabutan, tanpa pencabutan, atau ada bedah ortognatik," papar Ardiasnyah.

Bila ditemukan indikasi untuk melakukan bedah ortognatik, maka dokter spesialis orthodonti akan bekerjasama dengan dokter spesialis bedah mulut.

Baca juga: Kondisi Bagian Gigi yang Tertinggal Menentukan Tindakan yang Akan Dilakukan Dokter

Penjelasan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (10/2/2022)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDokter Spesialis Orthodontidrg. Ardiansyah S. Pawinru Sp.Ort(K)perawatan gigiKesehatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved