TRIBUNHEALTH.COM - Rekonstruksi rahang biasa disebut juga dengan bedah ortognatik.
Secara ilmiah, tindakan ini bernama pembedahan rahang Maksilofasial.
Pembedahan ini bisa dilakukan dengan berbagai indikasi.
Baca juga: Benarkah Makanan Manis Memicu Abses Gigi? Simak Tanggapan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Namun secara umum, rekonstruksi rahang dianjurkan pada pasien yang telah selesai mengalami pertumbuhan rahang.
Seseorang yang telah memutuskan melakukan rekonstruksi rahang, penting untuk mengikuti berbagai arahan dari dokter.

Seperti berbagai pantangan yang sebaiknya untuk dihindari.
Baca juga: Apabila Tiba-tiba Gigi Mengeluarkan Nanah Tanpa Rasa Nyeri Baiknya Segera Berobat Ke Dokter Ggi
Berikut ini, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) menyebutkan sejumlah pantangan yang perlu diperhatikan.
Antara lain yaitu:
1. Merokok

Merokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasca melakukan rekonstruksi rahang.
"Jangan sampai kita merokok, akhirnya menunda kesembuhan dan terjadi infeksi," ungkap Tajrin.
Oleh karena itu, ia berharap kepada pasien untuk mengindari kebiasaan merokok.
2. Berhenti sementara beraktifitas fisik
Pesan ini sangat penting diperhatikan oleh seseorang yang gemar beraktifitas fisik secara berat setiap hari.
Utamanya kepada para olahragawan dengan jenis olahraga yang berat.

Pasalnya jika terjadi benturan pada rahang, akan menimbulkan risiko pergeseran bahkan infeksi.
Sehingga proses penyembuhan tidak berhasil dengan baik.
Baca juga: Trauma Bisa Sebabkan Bau Mulut, Begini Penjelasannya dari Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Hal ini harus diikuti dengan baik selama proses penyembuhan.
Rata-rata masa penyembuhan pada pasien berlangsung hingga 6 minggu lamanya.
Ketentuan Rekonstruksi Rahang
Lebih lanjut, metode penanganan rekonstruksi rahang dapat diberikan pada pasien yang mengalami ketidakharmonisan pada rahang akibat kelainan celah bibir.
Operasi ini dapat dilakukan pada pasien dewasa yang telah melakukan operasi bibir, langit-langit, atau gusi.

Namun dengan ketentuan, pasien tersebut telah mendapatkan penanganan oleh dokter spesialis ortodonti untuk melakukan pemasangan behel gigi.
Karena diketahui, rahang adalah suatu pondasi dan gigi geligi ada tiang-tiang yang terdapat pada rongga mulut.
Artinya jika ingin membenarkan pondasinya, maka posisi tiang-tiang tersebut harus disiapkan.
Baca juga: Dokter Gigi Sebut Buah Pir dan Apel Efektif Menjaga Kebersihan Rongga Mulut, Ini Alasannya
"Harus dirapikan dengan lengkung yang mengikuti pondasinya," terang Tajrin.
Jika dilakukan bedah rekonstruksi tanpa penyesuain gigi geligi sebelumnya, maka kemungkinan besar akan terjadi kegagalan.
"Sehingga pada saat operasi, gigi geligi itu sudah tersusun dalam lengkungnya."
"Jadi tidak terjadi lagi hubungan rahang yang tidak sesuai (maloklusi)," tambahnya.
Penjelasan drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (6/1/2022).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)