TRIBUNHEALTH.COM - Perawatan Orthodonti dilakukan untuk mengatasi gigi bermasalah.
Profesi yang berkompeten dalam melakukan perawatan Orthodonti adalah dokter gigi spesialis Orthodonsia.
Dalam melakukan perawatan Orthodonti, seorang pasien biasanya dianjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan dan penanganan.
Baca juga: Risiko Tidak Menggunakan Retainer Setelah Lepas Behel Gigi, Ini Penjelasan drg. Ardiansyah
Hingga akhirnya ditentukan rencana perawatan selanjutnya.
Namun sebelum melakukan serangkaian perawatan, perlu melakukan berbagai persiapan terlebih dahulu.

Baca juga: Berhenti Beri ASI melalui Botol pada Anak, Dokter Ingatkan Risiko Karies Gigi
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) memberikan penjelasannya.
1. Mempersiapkan mental
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan mental.

Pasien harus yakin dengan perawatan yang akan dilakukan.
2. Memiliki pengetahuan awal
Selanjutnya Ardiansyah menghimbau kepada setiap pasien untuk terlebih dahulu memiliki pengetahuan awal tentang perawatan yang akan dilakukan.
Baca juga: Risiko Jika Gigi Jarang Tidak Segera Dapatkan Perawatan Orthodonti, Ini Penjelasan Dokter
3. Menjaga kebersihan gigi
Seorang dokter gigi spesialis orthodonsia sebelum melakukan perawatan orthodonti, perlu melakukan observasi pada kondisi gigi pasien.

"Apakah ada karang gigi atau gigi yang harus ditambal," imbuh Ardiansyah.
Setelah observasi selesai dilakukan, maka menuju ke pemeriksaan kepada kondisi gigi pasien.
Baca juga: Bukan Seberapa Sering Rajin Menyikat Gigi, Tapi Perhatikan Teknik dan Alat yang Digunakan
Namun apabila selama observasi ditemukan kondisi yang mengharuskan pasien untuk cabut gigi, maka dokter akan melakukan tindakan tersebut.
Prosedur Pemeriksaan Dokter Spesialis Orthodonti
Peran dokter gigi spesialis tidak hanya sebatas meluruskan gigi saja.
Melainkan juga memperbaiki hubungan gigi satu dengan yang lainnya.

Bagi Anda yang tertarik mengunjungi dokter gigi spesialis Orthodonti, perlu memperhatikan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Di antaranya adalah:
Baca juga: Berikut Ini Ruang Lingkup Dokter Gigi Spesialis Periodonsia, Bisa Ambil Tindakan Bedah dan Nonbedah
1. Anamnesis
Anamnesis adalah langkah pertama yang dilakukan oleh dokter gigi ketika akan melakukan pemeriksaan.
Melalui anamnesis, dokter akan mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pasien.
2. Observasi

Seorang dokter gigi spesialis orthodonti sudah bisa mengetahui permasalahan gigi pasien melalui tampilan fisik.
Karena hal tersebut, dokter gigi akan menanyakan kepada pasien terkait kebiasaan buruk yang dilakukan selama ini.
Baca juga: Kebersihan Lidah yang Sering Diabaikan Menjadi Pemicu Terjadinya Bau Mulut
Beberapa contoh kebiasaan buruk yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut antara lain, menghisap ibu jari dan bernapas melalui mulut.
Bila kebiasaan buruk tersebut telah terdeteksi, maka dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari kebiasaan tersebut.

"Kalau ada kebiasaan buruk, maka harus disembuhkan terlebih dahulu kebiasaan itu," ungkap Ardiansyah.
Misalnya memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Penambalan Merupakan Tindakan Tepat untuk Mengatasi Masalah Gigi Berlubang
Bila hasil pemeriksaan terdeteksi pasien mengalami gangguan pada hidung, maka dokter akan berkonsultasi dengan dokter spesialis THT.
3. Melakukan pencetakan dan fotografi
Langkah selanjutnya adalah melakukan pencetakan dengan mengukur gigi dan rahang.
Selain itu juga mengambil foto dari kondisi gigi dan rahang.

Baca juga: Apakah Rekonstruksi Rahang Bisa untuk Menangani Bibir Sumbing? Simak Tanggapan drg. A. Tajrin, M.Kes
"Karena target kita juga pada estetika, jika mukanya lebar maka harus kita lebarkan. Kalau kurus harus disesuikan," terang Ardiansyah.
Mengingat tidak dianjurkan bila bentuk wajah lebar namun pipi tirus.
Karena tampilan tersebut, dianggap tidak estetik.
4. Sefalometri
Setelah melewati tahap Fotografi, maka perlu melakukan pemeriksaan Panoramic dan Sefalometri.
Pemeriksaan Sefalometri wajib dilakukan untuk melihat derajat kemiringan gigi depan.

"Jadi seberapa kemiringannya, untuk mengetahui rencana perawatannya," sambungnya.
Baca juga: Cara Mengantisipasi Bau Mulut pasca Alami Trauma, Simak Pesan dari Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
5. Penentuan rencana perawatan
Setelah pemeriksaan Anamnesis hingga Sefalometri dilakukan, maka memasuki tahap penentuan rencana perawatan yang akan dilakukan.
"Nah itu yang kita lakukan, jadi bukan hanya tiba-tiba pasang saja."
"Sampai akhirnya pada rencana perawatan, apakah ada pencabutan, tanpa pencabutan, atau ada bedah ortognatik," papar Ardiasnyah.

Bila ditemukan indikasi untuk melakukan bedah ortognatik, maka dokter spesialis orthodonti akan bekerjasama dengan dokter spesialis bedah mulut.
Mengenal Peran Dokter Spesialis Orthodonti
Dokter gigi spesialis orthodonti dapat mengatasi berbaga masalah gigi, mulai dari usia tumbuh kembang hingga lansia.
Peran dokter gigi spesialis tidak hanya sebatas meluruskan gigi saja.
Baca juga: Beberapa Jenis Gigi Palsu yang Perlu Diketahui dari Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP
Melainkan juga memperbaiki hubungan gigi satu dengan yang lainnya.
Berikut beberapa kasus lain yang bisa ditangani oleh dokter spesialis orthodonti.
Antara lain seperti:
- Kasus gigi mancung

- Rahang bermasalah
- Gigi berjejal
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Sebut Salah Satu Tanda Miliki Gigi Sehat, Simak Ulasan Berikut
- Gigi terbuka
- dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, secara umum mulut memiliki 3 fungsi. Yakni:
- Mengunyah

- Berbicara
- dan menelan
Tiga fungsi di atas yang menjadi fokus utama dalam tujuan penangan spesialis orthodonti.
Baca juga: Kebiasaan Menelan Makanan dengan Cara yang Tak Wajar Bisa Memengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut
Mengingat jika terdapat gigi yang bermasalah, seperti gigi miring, maka ke 3 fungsi di atas menjadi terganggu.
"Nah fungsi ini yang kita kembalikan melalui gigitan yang pas, setelah itu baru kita fokus ke fungsi estetik," terang Ardiansyah.
Penjelasan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (10/2/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)