TRIBUNHEALTH.COM - Prof. Dr. drg. Sri Oktawati, Sp.Perio(K) merupakan dokter gigi spesialis periodonsia, yang menjadi narasumber TribunHealth.com.
TribunHealth.com sempat berbincang dengan Prof Sri melalui sambungan telepon pada Kamis (11/3/2021) malam.
Dia mengatakan memiliki sub spesialisasi bedah periodontal rekonstruksi dan dental implant.
Lalu apakah periodonsia itu?
Guru Besar Universitas Hassanudin (Unhas) itu lalu memberikan penjelasan tertulis mengenai periodonsia dan 7 spesialisasi lain di kedokteran gigi.
"(Spesialisasi periodonsia) melakukan pencegahan dan perawatan jaringan pendukung gigi," tulis Prof Sri.
Jaringan pendukung gigi yang dimaksud meliputi gusi dan tulang di bagian bawahnya.
Sementara tindakan yang bisa diambil bisa bedah ataupun nonbedah.
"Mulai dari pembersihan karang gigi, bedah untuk regenerasi tukang, koreksi estetik atau bedah mukogingiva, serta perawatan implantasi gigi," keterangan Prof Sri.
Selain periodonsia, Prof Sri juga menjelaskan 7 spesialisasi lain di kerdokteran gigi.

1. Spesialisasi bedah mulut dan maksilofasial
Melakukan tidakan bedah pada rahang, misalnya tumor atau karsinoma, celah bibir dan langit-langit, koreksi sendi dan rahang, implantasi gigi.
2. Spesialisasi ilmu kedoktera gigi anak
Menangani masalah kesehatan gigi anak, mengarahkan pertumbuhan, agar memperoleh kesehatan gigi dan mulut yang maksimal.
3. Spesialisasi radiologi kedokteran gigi
Menganalisa dan menginterpretasi radiologi gigi, sekarang sementara dikembangkan terapi radiologi kedokteran gigi.
4. Spesialisasi konservasi gigi
Melakukan perawatan gigi lubang, perawatan pemutihan gigi, pembuatan mahkota gigi atau veneer dan perawatan saluran akar.
5. Spesialisasi orthodonsi
Melakukan pencegahan dan perawatan pada susunan atau letak gigi geligi dalam rahang, mengegembalikan fungsi sistim pengunyahan.
6. Spesialisasi prostodonsi
Melakukan perawatan rehabilitasi, menggantikan gigi yang hilang, baik dengan pembuatan gigi palsu lepasan maupun implantasi gigi, juga melakukan pembuatan prothesa pada bagian wajah yang lain, misalnya mata, hidung ataupun obturator pada pasien dengan celah langit-langit.
7. Spesialisasi ilmu penyakit mulut
Melakukan perawatan pada pasien dengan kompromis medis, misalnya pasien dengan hiv-aids, serta pengelolaan kelainan-kelainan dalam rongga mulut yang lain.
(TribunHealth.com)