Breaking News:

Waspada OCD yang Sering Tidak Disadari, Dokter Imbau Jangan Lakukan Self Diagnosis

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai kondisi OCD dan imbauan untuk tidak melakukan Self Diagnosis.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Freepik.com
Ilustrasi seorang perempuan berkonsultasi dengan dokter-simak penjelasan dokter mengenai kondisi OCD dan imbauan untuk tidak melakukan Self Diagnosis. 

TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi masih berlangsung dan membuat masyarakat harus menjaga protokol kesehatan dengan ketat.

Salah satu prinsip dalam protokol kesehatan tersebut adalah mencuci tangan.

Namun jika mencurigai diri sendiri melakukan aktivitas tersebut secara berlebihan hingga menimbulkan penderitaan, perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Orang yang Alami Gangguan Mental OCD 3 Kali Lebih Berisiko Terkena Stroke

Karena melakukan aktivitas berulang-ulang dan cenderung tidak diinginkan, itu bisa menjadi tanda alami OCD.

OCD adalah kepanjangan dari Obsessive Complusive Disorder.

Ilustrasi gangguan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD
Ilustrasi gangguan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD (Pixabay)

Kondisi OCD merupakan suatu gangguan mental yang ditandai dengan dua gejala khas.

Yaitu adanya tanda obsesi dan kompulsi.

Baca juga: Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Bisa Disembuhkan? Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Obsesi merupakan pikiran yang berulang dan tidak diinginkan.

"Pikiran yang melelahkan dan tidak diinginkan, tetapi terjadi berulang-ulang," ucap dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ yang dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Sementara, kompulsi adalah suatu tindakan yang terjadi secara berulang-ulang.

Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan mental
Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan mental (pixabay.com)
2 dari 4 halaman

Meski mengacu pada dua tanda tersebut, Zulvia menghimbau untuk jangan pernah melakukan Self Diagnosis.

Untuk memastikan suatu kondisi, perlu berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Baca juga: Olahraga Punya Dampak Positif untuk Kesehatan Mental, Tingkatkan Mood hingga Atasi Depresi

Mengingat kesehatan mental merupakan faktor penting dalam mendukung kesehatan umum.

"Gangguan mental itu ada, walaupun tidak terlihat."

"Ingat tidak ada kesehatan, tanpa kesehatan mental," pesan Zulvia.

Gejala OCD

Ilustrasi seseorang yang sedang stres
Ilustrasi seseorang yang sedang stres (bali.tribunnews.com)

Gejala-gejala OCD bisa muncul tanpa ada penyebab yang pasti.

Namun tidak menutup kemungkinan, OCD bisa timbul karena adanya suatu stressor.

"Tidak ada penyebab pasti, tetapi ada beberapa faktor yang ngumpul pada 1 orang, ketika ada stressor maka muncullah OCD," jelas Zulvia.

Baca juga: Kenali Tanda Anak Alami Gangguan Mental, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Sampaikan Hal Ini

Tanda OCD biasanya muncul pada usia 10 hingga 24 tahun.

3 dari 4 halaman

Gejala OCD yang dirasakan sejak usia sekolah dasar (SD) hingga dewasa ini, tentu sangat menganggu.

Ilustrasi gangguan kesehatan mental remaja
Ilustrasi gangguan kesehatan mental remaja (grid.id)

Baca juga: Psikiater Beberkan Tips Menjaga Kesehatan Jiwa selama Pandemi Covid-19

Hingga ketika ada stressor dari kehidupan, maka tanda OCD bisa muncul dengan kondisi yang lebih berat.

"Di saat usia dewasa ada stressor, maka makin menjadi gejalanya," ucap Zulvia.

Tipe-tipe OCD

OCD terdiri dari berbagai tipe, di antaranya:

1. OCD tipe kontaminasi

ilustrasi cuci tangan untuk menjaga kebersihan
ilustrasi cuci tangan untuk menjaga kebersihan (kompas.com)

Baca juga: Penyebab Berat Badan Turun Drastis, Bisa karena Stres hingga Sederet Kondisi Medis Serius

Tipe indi ditandai dengan takut terkontaminasi, misalnya dari virus atau kuman.

Sehingga membuat penderitanya harus merasa sering mencuci tangan secara berulang-ulang.

2. OCD tipe keteraturan atau simetri

OCD pada tipe ini sering merujuk pada seseorang yang harus melihat keteraturan.

4 dari 4 halaman

Misalnya melihat suatu benda tidak boleh miring.

Ilustrasi tanda seseorang yang mengalami OCD
Ilustrasi tanda seseorang yang mengalami OCD tipe keteraturan (health.kompas.com)

Sehingga merasa perlu sering menyusun barang dengan teratur.

Baca juga: dr. Erickson Arthur Siahaan, Sp.KJ Berikan Tips Dalam Mengatasi Burn Out atau Stres Berat

3. OCD tipe bahaya

OCD ini bisa membuat penderitanya harus sering mengecek pintu karena takut kemalingan.

Ilustrasi gangguan mental yang dialami oleh seorang perempuan
Ilustrasi gangguan mental yang dialami oleh seorang perempuan (health.kompas.com)

Baca juga: Alkohol hingga Stres Bisa Sebabkan Kondisi Gastritis Bertambah Parah, Begini Kata dr. Tan Shot Yen

4. OCD tipe agresif atau kekerasan

Pada tipe ini membuat penderita merasa akan menyakiti orang lain.

Akhirnya membuat penderita harus sering berdoa agar tidak menyakiti orang lain.

Ilustrasi OCD tipe kekerasan
Ilustrasi OCD tipe kekerasan (tribunnews.com)

Baca juga: Psikolog Jelaskan Kekerasan pada Anak Memiliki Dampak Berkepanjangan dan Mempengaruhi Sikap Anak

Penanganan OCD

Dalam penanganan pasien dengan OCD, perlu dilakukan secara komprehensif.

Salah satunya melalui obat. Obat ini berfungsi untuk menyeimbangkan neurotransmiter di otak.

Mengingat OCD bisa terjadi akibat adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak yang bisa menyebabkan obsesi dan kompulsi.

Ilustrasi otak manusia
Ilustrasi otak manusia (Tribunnews.com)

Selanjutnya, selain mengonsumsi obat tertentu, pasien juga bisa mendapatkan penanganan melalui psikoterapi.

Psikoterapi adalah suatu jenis terapi yang dibantu oleh psikolog klinis, terapis, atau psikiater untuk membantu orang dengan OCD bisa mengatasi obsesi dan kompulsinya.

Salah satu jenis terapi ini bernama CBT ( Cognitive Behavioral Therapy) dengan tipe exposure and respon prevention.

Baca juga: Fitriyanda M.Psi : Stress dan Gejala Psikologis Dapat Terjadi Akibat Terlalu Sering Bermain Gadget

"Contohnya bila ingin memegang sesuatu harus cuci tangan 10 kali, nanti akan diajarkan bagaimana supaya begitu pegang bisa menahan 8 kali aja deh."

"Jangan 10 kali. Bertahap sampai bisa berkurang," jelas Zulvia.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (pixabay.com)

Sehingga penanganan gejala dari yang paling ringan hingga berat bisa diatasi dengan pelan-pelan atau bertahap.

Baca juga: Tak Perlu Menghindari Stress, Manusia Membutuhkan Stressor dengan Kadar yang Tepat

Penjelasan dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV Jumat (4/2/2021)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comOCDObsessive Complusive Disorderprotokol kesehatandr. Zulvia Oktaninda Syarif Sp.KJ
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved