Breaking News:

Konsumsi Obat Ibuprofen dalam Jangka Waktu Panjang Berisiko Sebabkan Serangan Jantung

Ibuprofen sendiri adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi rasa sakit

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
tribunnews.com
ilustrasi berbagai jenis ibuprofen 

TRIBUNHEALTH.COM - Ibuprofen adalah obat yang tersedia bebas dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet, kapsul, butiran, atau cairan.

Obat penghilang rasa sakit banyak digunakan untuk menargetkan berbagai masalah, mulai sakit punggung hingga sakit gigi.

Ibuprofen termasuk dalam jenis obat yang disebut obat antiinflamasi nonsteroid, yang juga termasuk naproxen, sulindac, diklofenak, dan banyak lagi.

Obat antiinflamasi nonsteroid ini dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena serangan jantung atau stroke, menurut Medline Plus, dilansir TribunHealth.com dari Express, Rabu (16/2/2022).

Portal kesehatan memperingatkan bahwa ini "mungkin terjadi tanpa peringatan dan dapat menyebabkan kematian".

Klaim ini lebih lanjut didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal yang mengamati lebih dari 440.000 peserta penelitian.

Baca juga: Olahraga 20 Menit Sehari Bisa Bantu Orang Usia 70-an Hindari Penyakit Jantung

Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Harus Dihindari untuk Jaga Kesehatan Jantung, Termasuk Produk Olahan Daging

ilustrasi obat ibuprofen
ilustrasi obat ibuprofen (pixabay.com)

Peneliti menemukan bahwa ibuprofen dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung sebanyak 97 persen.

Dr William Grossman, Direktur Pusat Pencegahan Penyakit Jantung dan Vaskular di UCSF, menjelaskan mekanisme di balik risiko ini.

Dr Grossman berkata: “Ibuprofen, seperti Advil, Motrin atau Ibuprofen, dapat menyebabkan memburuknya hipertensi yang ada (tekanan darah tinggi) atau perkembangan tekanan darah tinggi baru."

“Itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (nefrotoksisitas), memburuknya gagal jantung, dan bahkan serangan jantung atau stroke.”

2 dari 3 halaman

Salah satu poin yang diangkat oleh dokter adalah diketahui faktor risiko serangan jantung dan stroke adalah tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dengan membuatnya kurang elastis.

Akibatnya, aliran darah dan oksigen ke jantung berkurang.

Baca juga: Konsumsi Paracetamol dalam Jangka Panjang Dapat Tingkatkan Risiko Terkena Penyakit Jantung

Baca juga: Makan Berlebihan Berbahaya untuk Kesehatan, Bisa Picu Serangan Jantung jika Terlalu Kenyang

ilustrasi usia muda yang mengalami penyakit jantung
ilustrasi usia muda yang mengalami penyakit jantung (pixabay.com)

Tekanan darah dianggap tinggi ketika berada pada 140/90 milimeter merkuri (mmHg) atau lebih tinggi.

Medline Plus berbagi bahwa risiko serangan jantung ini mungkin sangat signifikan bagi mereka yang telah menggunakan ibuprofen untuk waktu yang lama.

Mereka menyarankan untuk tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit jika baru saja mengalami serangan jantung kecuali atas saran dokter.

Portal kesehatan itu membagikan: “Beri tahu dokter Anda jika Anda atau siapa pun di keluarga Anda pernah atau pernah menderita penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke; jika Anda merokok; dan jika Anda pernah atau menderita kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes.”

Harvard Medical School menambahkan, ”Profil keamanan obat antiperadangan nonsteroid pada umumnya cukup baik, terutama bila dikonsumsi dalam dosis kecil untuk jangka waktu yang singkat.”

NHS menyarankan untuk tidak menggunakan ibuprofen selama lebih dari 10 hari kecuali telah berbicara dengan dokter.

Apa saja gejala serangan jantung?

Ilustrasi pemeriksaan penyakit jantung
Ilustrasi pemeriksaan penyakit jantung (Pexels)

Baca juga: Anggur Bisa Bantu Jaga Kesehatan Jantung, Dapat Turunkan Tekanan Darah dan Kolesterol

Baca juga: Ahli Jelaskan Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Jantung dan Stroke, Cukup Makan Sebulan Sekali

3 dari 3 halaman

Menurut NHS, tanda-tanda peringatan darurat medis meliputi:

  • Nyeri dada
  • Nyeri di bagian tubuh lain (lengan, rahang, leher, punggung, dan perut)
  • Merasa pusing atau pusing
  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Mual atau muntah
  • Perasaan cemas yang luar biasa
  • Batuk atau mengi.

Nyeri dada bisa terasa seperti tekanan, berat, sesak atau diremas di area tersebut.

Bahkan nyeri dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comibuprofenSerangan JantungSakit GigiantiinflamasiStrokeBritish Medical Journal Fahmi Bo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved