TRIBUNHEALTH.COM - Menghadapi anak yang susah makan seringkali membuat orangtua merasa kewalahan.
Oleh sebab itu, dalam menghadapi anak yang susah makan orangtua perlu memiliki kesabaran yang ekstra.
Disamping, mencari strategi khusus agar anak bisa makan dengan mudah.
Baca juga: Anak Terdeteksi Alami Gangguan Tumbuh Kembang, Berikut Penanganan yang akan Dokter Berikan
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz memberikan tips yang bisa dilakukan oleh orangtua.
Di antaranya yaitu:
1. Memperbaiki cara asuh
Orangtua perlu menyiapkan suasana yang menyenangkan ketika anak memasuki waktu makan.
Pasalnya jika suasana tidak menyenangkan, maka anak akan menjadi malas makan.
Baca juga: Tomat dan Sejumlah Makanan Berikut Punya Sifat Antiinflamasi, Bisa Bantu Mengurangi Peradangan
Karena seringkali orangtua membentak anak agar anak mau makan.
"Jadi di dalam pikirannya makan itu tidak menyenangkan dan makan adalah sebuah paksaan atau hukuman," ucap Radyan.
2. Mengajak makan bersama
Saat memasuki waktu makan, orangtua dianjurkan mengajak anak untuk duduk di meja makan dengan makan bersama.
Hal ini bisa membuat anak mencontoh tindakan orangtua.
Baca juga: Deteksi Bayi Lahir Stunting Sejak Dalam Kandungan, Ini Pesan dari Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar S.Gz
3. Membiasakan makan dengan gizi yang cukup
Selanjutnya adalah membiasakan anak untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup sejak dini.
Dengan demikian, anak akan terbiasa hingga usia besar nanti.
Berat Badan Anak Tidak Dipengaruhi Faktor Genetik
Faktor genetik seringkali dianggap berpengaruh pada berat badan anak.
Jika orangtua memiliki berat badan yang berlebih, anak dianggap akan berpotensi besar memiliki berat badan yang sama.
Demikian pula dengan berat badan yang kurang atau umum disebut kurus.
Namun tahukah Anda, rupanya faktor genetik tidak terlalu berpengaruh pada berat badan sang anak.
"Berat badan untuk faktor genetik sepertinya tidak terlalu besar proporsi pengaruhnya," ungkap Radyan.
Namun yang lebih berpengaruh adalah kebiasaan makan dari keluarga yang diturunkan kepada sang anak.
Baca juga: Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pemulihan Kelainan Tulang Belakang pada Anak, Simak Penjelasan Dokter
Misalnya keluarga yang tidak suka makan sayur, akhirnya akan berpengaruh pada pemberian MPASI kepada sang anak.
Karena seringkali keluarga yang tidak suka makan sayur akan tidak memberikan sayur kepada sang anak.
Berbeda dengan risiko perawakan pendek yang bisa dialami anak, akibat orangtua yang memiliki perawakan tinggi badan yang kurang.
Bila pemenuhan gizi anak terbilang bagus, maka anak akan lebih tinggi dari orangtuanya.
Diketahui, anak berhenti tumbuh pada saat memasuki usia pubertas.
Sehingga sebelum anak memasuki usia pubertas, maka pertumbuhan tinggi badan pada anak masih dapat dikejar.
Penyebab Anak Susah Naik Berat Badan
Melihat angka timbangan berat badan bertambah tidak selalu membuat sedih bagi sejumlah orang.
Pada beberapa orang, kenaikan berat badan justru sangat dinantikan.
Hal ini biasanya terjadi bagi orang-orang yang susah mengalami kenaikan berat badan, meskipun telah mengonsumsi banyak makanan.
Seringkali fenomena ini dialami oleh anak-anak.
Menurut penuturan Radyan, untuk mengetahui penyebabnya harus dipastikan lebih jauh terlebih dahulu.
Orangtua perlu memastikan gizi pada asupan makanan yang dikonsumsi.
Baca juga: Tanda Fisik Malnutrisi yang Mudah Dikenali menurut Ahli Gizi R. Radyan Yaminar, S.Gz
Tidak hanya sebatas memperhatikan jumlahnya.
"Banyaknya harus diteliti lebih dahulu, isinya apa saja, apakah sudah benar sesuai dengan aturan gizi," ungkap Radyan.
Sejumlah asupan gizi yang harus diperhatikan pada asupan makanan anak adalah:
- Karbohidrat
- Lemak
- Protein
- Omega 3
- Omega 6.
Jangan sampai anak banyak makan yang mengandung lemak jenuh, seperti goreng-gorengan.
Baca juga: Ikan Laut yang Digoreng Sebabkan Omega-3, DHA, dan EPA Otomatis Menjadi Lemak Trans atau Trans Fat
Akhirnya anak hanya sekadar makan banyak, tetapi tidak menunjang pada kenaikan berat badan.
Selanjutnya, selain memperhatikan asupan makanan, juga penting peduli pada kondisi lingkungan rumah.
Jika kondisi lingkungan rumah kurang bersih, dapat menyebabkan anak terkena infeksi.
Infeksi yang rentan ditemui adalah Diare.
"Kalau anak mudah sakit, akhirnya tubuh fokus untuk menyembuhkan."
"Padahal anak masih memasuki masa Golden Age, tubuh harus lebih banyak fokus untuk pertumbuhan."
"Akhirnya menimbulkan zat gizi yang masuk hanya bertugas mengobati penyakit infeksi tersebut," Terang Radyan.
Bila sudah demikian, anak berpotensi mengalami keterlambatan pada aspek pertumbuhan.
Baca juga: dr. Prasna Pramita Jelaskan Pertolongan Pertama pada Anak yang Terkena Diare, Jaga Asupan Minumnya
Penjelasan R. Radyan Yaminar, S.Gz ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (3/2/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)