TRIBUNHEALTH.COM - Disfagia adalah kondisi berupa kesulitan menelan makanan.
Kondisi ini seringkali diklasifikasikan sebagai gejala penyakit atau kondisi tertentu, meski disfagia bisa berdiri sendiri.
Disfagia perlu untuk diobati agar tidak mengganggu masuknya makanan.
Jenis dan cara pengobatan yang dipilih bergantung pada jenisnya.
Dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan disfagia.
Pengobatan untuk disfagia orofaringeal (disfagia tinggi)

Baca juga: Kenali Beberapa Penyebab Radang Tenggorokan yang Disampaikan oleh dr. Aditya, M.Biomed
Baca juga: Benarkah Sakit Tenggorokan Terjadi Akibat Reaksi Alergi Dijalur Menelan? Begini Ulsan dr. Hemastia
Karena disfagia orofaringeal seringkali merupakan masalah neurologis, memberikan pengobatan yang efektif merupakan tantangan.
Pada pasien dengan penyakit Parkinson dapat merespon dengan baik terhadap pengobatan penyakit Parkinson.
Terapi menelan — ini akan dilakukan dengan terapis bicara dan bahasa.
Individu akan mempelajari cara-cara baru untuk menelan dengan benar.
Latihan akan membantu meningkatkan otot dan bagaimana mereka merespons.
Diet — Beberapa makanan dan cairan, atau kombinasinya, lebih mudah ditelan.
Saat makan makanan yang paling mudah ditelan, penting juga bagi pasien untuk memiliki diet yang seimbang.
Pemberian makanan melalui selang — jika pasien berisiko mengalami pneumonia, malnutrisi, atau dehidrasi, mereka mungkin perlu diberi makan melalui selang hidung (tabung nasogastrik) atau PEG (gastrostomi endoskopi perkutan). Tabung PEG ditanamkan secara operasi langsung ke perut dan melewati sayatan kecil di perut.
Pengobatan untuk disfagia esofagus (disfagia rendah)

Baca juga: Dampak Radang Tenggorokan yang Tidak Diobati, Pembengkakan Amandel hingga Difteri pada Anak
Baca juga: Bukan Anosmia, Penderita Covid-19 Varian Omicron Laporkan Gejala Tenggorokan Gatal
Intervensi bedah biasanya diperlukan untuk disfagia esofagus.
Dilatasi — jika kerongkongan perlu dilebarkan (karena penyempitan, misalnya), balon kecil dapat dimasukkan dan kemudian digelembungkan (kemudian dikeluarkan).
Botulinum toxin (Botox) — biasanya digunakan jika otot-otot di kerongkongan menjadi kaku (achalasia).
Toksin botulinum adalah toksin kuat yang dapat melumpuhkan otot kaku, mengurangi penyempitan.
Jika disfagia disebabkan oleh kanker, pasien akan dirujuk ke ahli onkologi untuk pengobatan dan mungkin memerlukan operasi pengangkatan tumor.