TRIBUNHEALTH.COM - Virus corona ialah virus yang berbahaya dan sudah memakan banyak korban jiwa, tak hanya dalam skala nasional namun juga internasional.
Beberapa upaya untuk mendeteksi yaitu dengan melakukan rapid test hingga swab test.
Serupa dengan rapid test corona pada umumnya, tes swab dilakukan sebagai langkah screening awal guna mendeteksi infeksi virus corona.
Umumnya tes ini dianjurkan untuk orang yang berisiko tinggi mengalami penularan virus corona.
Baca juga: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin Beberkan Upaya Pemerintah Dalam Menangani Gelombang Omicron
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis THT, dr. Hemastia Manuhara Harba'i yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 25 Oktober 2021.
Menurut dokter, terlalu sering melakukan tes swab tidak akan menimbulkan bahaya sepanjang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
"Tidak berbahaya jika dilakukan dengan posisi dan tenaga ahli yang benar," pungkasnya.
Pasalnya pengambilan sampel secara mandiri dapat berisiko mengalami kebocoran otak.
Baca juga: dr. Hemastia Manuhara Harbai Tak Sarankan Tes Swab Tanpa Bantuan Tenaga Kesehatan, Begini Alasannya
Kemungkinan hal ini terjadi disebabkan karena posisi pengambilan sampel terlalu menukik ke atas.
Menurut dr. Hemastia, yang dituju dalam pengambilan sampel adalah bagian nasofaring.
Nasofaring ialah bagian atas tenggorokan atau faring yang terletak di belakang hidung.
Perlu diketahui jika nasofaring terletak di bagian dasar hidung paling ujung.
Dokter imbau masyarakat untuk tidak membeli alat swab sendiri atau melakukan tes secara mandiri.
"Mungkin jika ingin membeli alatnya sendiri tidak apa-apa asalkan pada saat pengambilan sampel meminta bantuan di klinik atau rumah sakit terdekat," imbuhnya
Sebaiknya tes swab di lakukan di klinik atau rumah sakit dengan bantuan tenaga kesehatan, karena bahaya yang ditimbulkan akibat melakukan tes swab secara mandiri cukup banyak.
Bisa berisiko mengalami pendarahan dan kebocoran cairan otak.
Baca juga: Menurut Menteri Kesehatan, Penularan Varian Omicron Lebih Cepat dan Banyak Dibanding Varian Lain
Selain itu juga menimbulkan rasa nyeri akibat posisi pengambilan sampel yang tidak benar.
Pasalnya tindakan secara mandiri bisa menimbulkan efek-efek lain yang menyebabkan kegawatdaruratan di bidang THT.
Baca juga: Dokter Gigi Paparkan Alasan Rekonstruksi Rahang dengan Memotong Sudut Rahang Bawah atau Tulang Dagu
Penjelasan Dokter Spesialis THT, dr. Hemastia Manuhara Harba'i dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 25 Oktober 2021.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.