TRIBUNHEALTH.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memaparkan kondisi gelombang Omicron di Indonesia.
Menurut Budi Gunadi Sadikin, per tanggal 26 Januari 2022 pasien di Indonesia yang terinfeksi varian Omicron dan di rawat mengalami kenaikan hingga 7.688 orang.
Pasien yang di rawat di ICU juga mengalami kenaikan sejumlah 432 orang.
Total tempat tidur isolasi yang sudah siap untuk digunakan adalah sebanyak 70.641.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 27 Januari 2022.
Baca juga: Dokter Gigi Paparkan Alasan Rekonstruksi Rahang dengan Memotong Sudut Rahang Bawah atau Tulang Dagu

Budi mengungkapkan jika dalam penanganan varian Omicron perlunya memprioritaskan para lansia untuk terlebih dahulu dilakukan vaksinasi.
Apabila terdapat lansia yang memiliki komorbid maka akan diprioritaskan untuk dikirim ke rumah sakit.
Menurut Budi, varian Omicron sudah masuk ke Indonesia maka transmisi lokal akan terjadi.
Ciri-ciri utama dari varian Omicron adalah naiknya cepat dan tinggi.
"Jadi kita tidak perlu kaget kalo dia naiknya cepat dan tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Pentingnya Melakukan Perawatan Ortodonti Sebelum Melakukan Bedah Ortognatik, Ketahui Alasannya
Ciri-ciri kedua dari varian Omicron adalah lebih ringan dan menyebabkan seseorang yang terinfeksi perlu melakukan perawatan di rumah sakit serta risiko kematian seseorang lebih rendah.

Budi menambahkan jika pasien yang dirawat di rumah sakit sebenarnya sebagian besar pasien tidak perlu di rawat di rumah sakit.
"Yang masuk ke rumah sakit adalah kondisi-kondisi sedang dan kondisi berat," tegasnya.
"Definisi berat dan sedang apa yaitu butuh oksigen, apabila dia tanpa gejala itu seharusnya bisa di rawat di rumah tidak usah panik, minum vitamin aja, buka jendela, isolasi sendiri, kecuali kalau dia memang tempatnya padat sekali, ngumpul sama keluarganya tidak bisa dihindari, masukan ke isolasi terpusat," tambahnya.
Apabila mengalami gejala ringan seperti pilek, batuk, demam, namun juga saturasinya masih baik maka bisa melakukan perawatan mandiri di rumah dan tidak perlu ke rumah sakit.
Karena dengan adanya obat-obatan serta konsultasi ke telemedicine, maka obat-obatan bisa dikirim ke rumah.
Sehingga dengan demikian, diharapkan pasien sembuh tanpa masuk ke rumah sakit.
Baca juga: Begini Prosedur Rekonstruksi Rahang Menurut drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K), Simak Ulasannya

Baca juga: Dokter Selalu Memiliki Alasan Tertentu Saat Meminta Pasien Kembali, Begini Ulasan drg. Anastasia
Penjelasan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 27 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.