TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa orang mungkin mengalami hipertensi selama kehamilan mereka.
Beberapa jenis masalah tekanan darah tinggi dapat berkembang, namun sering membaik sendiri setelah bayi lahir.
Mengembangkan hipertensi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko Anda terkena hipertensi di kemudian hari, dilansir Healthline.
Sementara itu, penderita hipertensi dapat melahirkan bayi yang sehat meskipun memiliki kondisi tersebut.
Tapi hal itu bisa berbahaya bagi orang tua dan bayi jika tidak dipantau dan dikelola dengan cermat selama kehamilan.
Baca juga: Bolehkah Penderita Hipertensi dan Diabetes Melakukan Pemasangan Kawat Gigi? Berikut Ulasan drg. Eddy
Baca juga: Apa Saja Faktor Resiko Penyebab Hipertensi? Berikut Penjelasan dr. Mustopa Sp.PD
Orang dengan tekanan darah tinggi yang hamil lebih mungkin mengalami komplikasi.
Misalnya, ibu hamil dengan hipertensi dapat mengalami penurunan fungsi ginjal.
Bayi yang lahir dari orang tua yang melahirkan dengan hipertensi mungkin memiliki berat badan lahir rendah atau lahir prematur.
Preeklamsia
Dalam beberapa kasus, ibu hamil dengan hipertensi dapat mengalami preeklamsia selama kehamilan.
Kondisi peningkatan tekanan darah ini dapat menyebabkan komplikasi ginjal dan organ lainnya.
Hal ini dapat mengakibatkan kadar protein yang tinggi dalam urin, masalah dengan fungsi hati, cairan di paru-paru, atau masalah penglihatan.
Baca juga: Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz Tak Sarankan Pasien Pascaoperasi dan Ibu Hamil Melakukan Diet
Baca juga: dr. Muhammad Fiarry Fikaris Sebut Makanan yang Perlu Dihindari Ibu Hamil yang Alami Hipertensi
Ketika kondisi ini memburuk, risikonya meningkat bagi ibu dan bayinya.
Preeklamsia dapat menyebabkan eklampsia, yang menyebabkan kejang.
Komplikasi untuk bayi termasuk berat badan lahir rendah, kelahiran dini, dan lahir mati.
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah preeklamsia, dan satu-satunya cara untuk mengobati kondisi ini adalah dengan melahirkan bayi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)