TRIBUNHEALTH.COM - Selma ini banyak masyarakat yang menyangka bahwa virus Covid-19 kecil kemunginannya pada anak-anak.
dr. Ariantana menyampaikan bahwa 3-5% anak-anak yang terjangkit Covid-19 meninggal dunia.
Angka ini termasuk sangat besar dibandingkan dengan angka kematian anak di negara asal munculnya Covid-19 yaitu Cina.
Dari rata-rata angka tersebut, 50% yang meninggal dunia adalah balita.
dr. Arianatana mengatakan bahwa dalam kasus anak dan balita yang terjangkit Covid-19 di Indonesia termasuk tinggi dibandingan dengan angka rata-rata kematian negara lain.
Bukan tidak mungkin bahwa anka dan balita dapat terinapar virus Covid-19.
Baca juga: Anak Memerlukan Nutrisi yang Baik Selama Pandemi, Begini Penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo
Balita bisa terpapar virus Covid-19 karena tidak memiliki antibodi yang cukup baik dan struktur anatomi saluran pernafasan yang belum sempurna seperti orang dewasa.
Sehingga jika terjadi gangguan anfas akan mempengaruhi daya tahan tubuh balita tersebut.
Secara umum gejala Covid-19 bisa dibagi menjadi dua, yaitu gejala sistemik dan gejala pada saluran nafas.
Gejala sistemik yang dialami balita antaralain:
- Demam
- Pusing
- Berkurangnya nafsu makan
- Menyusunya berkurang, dan diare.
Baca juga: Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti: Permen yang Mengandung Gula Bisa Memicu Terjadinya Gigi Berlubang
Gejala saluran nafas yang dialami balita umum terjadi dan mirip seperti yang dialami oleh orang dewasa, yakni:
- Flu dari intensitas ringan hingga berat
- Nafas pendek
- Sering batuk dengan intensitas yang lebih sering
- Gangguan pernafasan
Secara relatif, gejala infeksi Covid-19 pada anak secara umum hampir sama dengan orang dewasa.
Sebagai orangtua harus lebih waspada apabila anak ataupun balita mengalami gejala-gejala tersebut.
Baca juga: drg. Munawir : Perubahan Warna Gusi Menandakan Adanya Masalah Kesehatan
dr. Ariantana menyampaikan bahwa anak-anak ataupun balita yang terinfeksi Covid-19 justru dari keluarga dekat seperti orangtua.
Anggota keluarga yang masih bekerja dan beraktivitas diluar, setiap pulang ke rumah membawa virus dan menularkan kepada lingkungan serumah termasuk anaknya.
Sehingga protokol kesehatan harus diterapkan selama beraktivitas diluar.
Setelah beraktivitas dari luar dan ketika sampai dirumah sangat disarankan untuk mandi, membersihkan diri, dan cuci tangan dengan benar setelah itu barulah berkumpul dengan keluarga.
Seringkali orangtua lupa untuk menerapkan protokol kesehatan setelah beraktivitas dari luar.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar Video, bersama dengan dr. Ariantana, Sp.A. Seorang dokter spesialis anak. Rabu (11/10/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)