TRIBUNHEALTH.COM - Jantung menjadi salah satu organ penting dalam tubuh manusia.
Jantung memiliki peran untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Karenanya, dampak yang ditimbulkan tidak main-main jika organ ini mengalami masalah.
Satu di antara masalah yang bisa dialami adalah gangguan fibrilasi atrium.
Fibrilasi atrium adalah kondisi jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur dan seringkali tidak normal, dilansir TribunHealth.com dari NHS Inggris.
Denyut jantung normal harus teratur dan berdetak antara 60 dan 100 denyut per menit saat tengah beristirahat (tidak sedang beraktivitas).
Baca juga: Dokter Ungkap Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Bisa Hidup Normal, Begini Penjelasannya
Baca juga: dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) Ungkap Jumlah Penderita Jantung Bawaan pada Anak di Indonesia

Detak jantung dapat diukur dengan memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan atau leher.
Ketika jantung berdetak normal, dinding ototnya mengencang dan meremas (berkontraksi) untuk memaksa darah keluar dan ke seluruh tubuh.
Mereka kemudian rileks sehingga jantung bisa terisi darah kembali.
Proses ini diulang setiap kali jantung berdetak.
Pada fibrilasi atrium, ruang atas jantung (atrium) berkontraksi secara acak dan terkadang sangat cepat sehingga otot jantung tidak dapat berelaksasi dengan baik di antara kontraksi.
Kondisi ini mengurangi efisiensi dan kinerja jantung.
Baca juga: Orang yang Alami Stres Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung dan Stroke
Baca juga: Dampak yang Bisa Terjadi bila Anak Alami Penyakit Jantung Bawaan menurut dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K)

Fibrilasi atrium terjadi ketika impuls listrik abnormal tiba-tiba mulai menembak di atrium.
Impuls ini mengesampingkan alat pacu jantung alami, yang tidak dapat lagi mengontrol ritme jantung.
Karena itulah penderitanya memiliki denyut nadi yang sangat tidak teratur.
Hingga kini, penyebab fibrasi atrium tidak sepenuhnya dipahami, tetapi cenderung mempengaruhi kelompok orang tertentu, seperti orang tua dan orang yang hidup dengan kondisi jangka panjang (kronis) seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau obesitas.
NHS menyebut ada kemungkinan fibrasi atrium dipicu oleh situasi tertentu, seperti minum terlalu banyak alkohol atau merokok.
Jenis

Fibrasi atrium bisa didefinisikan menjadi beragam, bergantung seberapa jauh hal itu mempengaruhi penderitanya.
Sebagai contoh:
- Fibrilasi atrium paroksismal – episode datang dan pergi, dan biasanya berhenti dalam waktu 48 jam tanpa pengobatan apapun
- Fibrilasi atrium persisten – setiap episode berlangsung lebih dari 7 hari (atau kurang saat dirawat)
- Fibrilasi atrium permanen – jika selalu muncul
- Fibrilasi atrium lama – di mana seseorang biasanya mengalami fibrilasi atrium selama lebih dari setahun
Komplikasi

Baca juga: Jenis Lemak Tertentu Justru Dikaitkan dengan Penurunan Risiko Stroke, Simak Paparan Ahli Berikut Ini
Baca juga: dr. Felix Adrian Sebut Jika Penyakit Stroke Bisa Terjadi Mendadak, Ini Upaya untuk Mencegahnya
NHS mengatakan kondisi ini bisa memicu komplikasi jika tak segera mendapat penanganan.
Stroke
Ketika bilik atas jantung (atrium) tidak memompa secara efisien, seperti pada fibrilasi atrium, ada risiko pembentukan gumpalan darah.
Gumpalan darah ini dapat bergerak ke ruang bawah jantung (ventrikel) dan dipompa ke suplai darah ke paru-paru atau sirkulasi darah umum.
Gumpalan dalam sirkulasi umum dapat menyumbat arteri di otak, menyebabkan stroke.
Fibrilasi atrium meningkatkan risiko stroke sekitar 5 kali lipat.
Tetapi risikonya tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia dan apakah memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, diabetes, dan riwayat pembekuan darah sebelumnya.
Gagal jantung
Jika fibrilasi atrium terjadi terus-menerus, jantung seseorang bisa menjadi lemah.
Dalam kasus ekstrim, ini dapat menyebabkan gagal jantung.
Pasalnya jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)