Breaking News:

dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) Ungkap Jumlah Penderita Jantung Bawaan pada Anak di Indonesia

Berikut ini simak penjelasan dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) mengenai jumlah penderita jantung bawaan pada anak di Indonesia.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ekarista Rahmawati
Pixabay
Ilustrasi bayi baru lahir-simak penjelasan dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) mengenai jumlah penderita jantung bawaan pada anak di Indonesia. 

TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit jantung bawaan terjadi pada proses pembentukan jantung di dalam janin.

Seorang anak yang telah terdeteksi mengalami penyakit jantung bawaaan atau biasa disebut PJB harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.

dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) pun mengungkapkan jumlah penderita PJB di Indonesia.

Baca juga: Dampak yang Bisa Terjadi bila Anak Alami Penyakit Jantung Bawaan menurut dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K)

Menurut keterangannya, dari hasil penelitian terakhir dari 1000 kelahiran terdapat 8 hingga 10 bayi lahir yang menderita PJB.

ilustrasi kesehatan jantung
ilustrasi kesehatan jantung (kompas.com)

"Andaikan penduduk kita 250 juta, maka bayi yang lahir di Indonesia 5 juta/tahun."

"Kalau 1/100, maka bayi yang lahir di Indonesia yang menderita kelainan jantung bawaan sekitar 50 ribu."

"Dan 25 persennya itu menderita penyakit jantung bawaan kritis," jelas Syarif dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Pentingnya Melakukan Deteksi Dini

Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi secara dini.

Yaitu dengan melakukan cek saturasi.

Ilustrasi saturasi oksigen
Ilustrasi saturasi oksigen (kompas.com)
2 dari 4 halaman

Pemeriksaan ini sudah menjadi universal screening bagi bayi baru lahir yang sudah dipulangkan.

Cek saturasi dilakukan pada tangan bagian kanan dan kaki bagian kiri.

Setelah diperoleh hasilnya, maka keduanya dibandingkan.

Baca juga: Lakukan Deteksi Jantung Bawaan pada Anak dengan Cara Ini, Simak Ulasan dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K)

Bila saturasi di tangan kanan lebih dari 97 %, maka akan dinyatakan bagus.

Namun jika kurang dari angka 97 &, maka perlu waspada.

Begitu pula bila terdapat perbedaan jarak hasil pengukuran lebih dari 3 %, maka hal ini juga perlu diwaspadai adanya kelainan jantung bawaan pada anak.

Ilustrasi jantung
Ilustrasi jantung (tribunnews.com)

Pemeriksaan ini bisa dengan mudah dilakukan oleh siapapun.

Baik oleh bidan maupun di daerah-daerah tanpa peralatan khusus sekalipun.

Baca juga: 4 Tahap Penyakit Sifilis, Bisa Picu Meningitis hingga Masalah Jantung pada Tahap Akhir

"Kita bisa mendeteksi lebih dini penyakit jantung bawaan secara lebih baik," tambah Syarif.

Dengan melakukan deteksi secara dini, maka dapat menekan jumlah kasus kematian akibat penyakit jantung bawaan.

3 dari 4 halaman

Cara Lain dalam Deteksi Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Pemeriksaan ini bernama Fetal ekokardiografi.

Lebih kompleks, pemeriksaan jantung bawaan pada anak bisa dilakukan dengan cara lain selain melalui cek saturasi.

Adalah melalui pemeriksaan Fetal ekokardiografi.

Ilustrasi dokter sedang melakukan pemeriksaan
Ilustrasi dokter sedang melakukan pemeriksaan (freepik.com)

Merupakan pemeriksaan pada jantung bayi dalam kandungan menggunakan prinsip yang sama dengan pemeriksaan USG.

"Namun perlu kita ingat bahwa janin itu kecil sekali, jadi pasti jantungnya akan sangat lebih kecil," ucap Syarif.

Maka dari itu, untuk melakukan pemeriksaan ini bukan merupakan hal yang mudah.

Baca juga: Prenatal Yoga Dapat Memperlancar Sirkulasi Darah, dr. Sigit: Denyut Jantung Bayi Menjadi Lebih Baik

Dibutuhkan alat-alat khusus dan keterampilan yang maksimal.

Ia menambahkan, selain pemeriksaan dalam kandungan, deteksi dini penyakit jantung bawaan juga bisa dilakukan sesudah bayi dilahirkan dan pada fase pertumbuhan anak (3 bulan sampai 5/8 tahun).

Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi, Syarif Rohimi ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (6/4/2021).

4 dari 4 halaman

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPenyakit jantung bawaanPenyakit jantung bawaan (PJB)Penyakit Jantungdr. Syarif Rohimi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved