TRIBUNHEALTH.COM - Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang bisa terjadi pada siapa saja.
Penyakit ini memiliki 4 tahapan sebagai berikut.
Sifilis primer
Dilansir TribunHealth.com dari laman NHS, gejala sifilis cenderung berubah seiring waktu dan sangat mungkin bisa hilang sendiri.
Meski tak menutup kemungkinan, gejala akan muncul lagi di kemudian hari.
Bahkan, meski gejala seakan membaik, seseorang tetap bisa mendapatkan masalah yang lebih serius jika tak mendapat perawatan yang memadai.
Biasanya gejala sifilis berkembang sekitar 2 atau 2 minggu setelah infeksi.
Tapi bisa saja infeksi berkembang lebih cepat.
Gejala utamanya adalah luka kecil tanpa rasa sakit atau bisul yang disebut chancre yang mungkin tidak disadari.
Sakit biasanya akan berada di penis, vagina, atau di sekitar anus, meskipun kadang-kadang bisa muncul di mulut atau di bibir, jari atau bokong, juga bisa muncul.
Kebanyakan orang hanya memiliki satu luka, tetapi beberapa orang memiliki beberapa sekaligus.
Mungkin juga mengalami pembengkakan kelenjar di leher, selangkangan, atau ketiak.
Gejala-gejala ini biasanya berlalu dalam waktu 2 hingga 8 minggu.
Tetapi jika infeksi tidak diobati, itu dapat berkembang ke tahap kedua.
Sifilis sekunder

Baca juga: Sifilis Bisa Diobati dengan Antibiotik, Penting Dilakukan sebelum Berkembang dan Menyerang Otak
Baca juga: Sifilis Menyebar Lewat Hubungan Seksual, Bisa Menjalar ke Otak jika Tak Segera Ditangani
Berikutnya, sifilis bisa berkembang dan menunjukkan gejala sekunder.
Biasanya gejala ini muncul beberapa minggu setelah gejala awal berlalu.
Berikut ini adalah rinciannya.
- Ruam merah bernoda yang dapat muncul di mana saja di tubuh, tetapi sering berkembang di telapak tangan atau telapak kaki
- Pertumbuhan kulit kecil (mirip dengan kutil kelamin) – pada wanita ini sering muncul di vulva dan untuk pria dan wanita mereka mungkin muncul di sekitar anus
- Bercak putih di mulut
- Gejala seperti flu, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi dan suhu tinggi (demam)
- Kelenjar bengkak
- Kadang-kadang, rambut rontok merata
Gejala-gejala ini biasanya berlalu dalam beberapa minggu, meskipun mungkin datang dan pergi selama beberapa bulan sebelum menghilang sepenuhnya.
Meski gejala hilang, bukan berarti infeksi telah berhenti.
Seseorang bisa mengalami sifilis laten dan dapat berangsung selama beberapa dekade.
Siflis laten

Baca juga: Psikolog Ungkap Pendidikan Seksual Membuat Anak Menyadari untuk Melindungi dan Menghargai Tubuhnya
Baca juga: Apa Penyebab Seseorang Menjadi Homoseksual? Simak Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Kondisi ini adalah tahapan ketiga setelah sifilis primer dan sekunder.
Meski tak menampakkan gejala, sebenarnya bakteri masih ada dan bisa memicu kondisi yang lebih serius.
Sifilis tetap bisa menyebar dan menyerang organ tubuh lain, misalnya saraf otak.
Sifilis tersier
Kondisi yang berpotensi mengancam nyawa ini disebut tahap sifilis tersier.
Orang yang sudah berada pada tahap keempat ini mungkin mengalami:
- meningitis
- stroke
- gejala demensia
- kehilangan koordinasi
- mati rasa
- masalah penglihatan atau kebutaan
- masalah jantung

Baca juga: dr. Ayuthia Sedyawan Ungkap Kondisi Aman Seseorang Berolahraga Agar Terhindar dari Gangguan Jantung
Baca juga: Orangtua Perlu Awasi Anak di Medsos Demi Keamanan dan Kesehatan, Termasuk Ancaman Predator Seksual
Sifilis masih dapat diobati pada tahap ini, tetapi terkadang tidak mungkin untuk memulihkan kerusakan yang telah terjadi.
Karenanya, penting untuk mengetahui apakah memiliki sifilis atau tidak.
Dengan demikian, tindakan dini bisa dilakukan.
Jika merasa khawatir atau merasa mungkin memiliki sifilis, baiknya segera temui dokter untuk konsultasi dan melakukan tes.
Langkah ini penting untuk dilakukan dan tidak mendiagnosis diri sendiri.
Tes adalah satu-satunya cara untuk mengetahui ada atau tidaknya sifilis.
Selain itu, obat-obatan sifilis juga hanya tersedia dengan resep dokter.
Pengobatan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi ke orang lain dan masalah serius yang berkembang di kemudian hari.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)