TRIBUNHEALTH.COM - ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan pemusatan perhatian yang disertai dengan hiperaktivitas.
Psikolog menuturkan jika ADHD merupakan gangguan perkembangan dan neurologis.
"Ada hal yang terkait dengan fungsi neurologisnya atau sarafnya," imbuhnya.
Kondisi ini biasanya membuat seseorang yang mengalami ADHD kesulitan dalam konsentrasi, gelisah dan biasanya mengalami masalah dalam belajar atau kesulitan belajar.
Baca juga: dr. Andi Manis Ungkap Jika Ada Beberapa Gejala Diabetes Anak yang Hampir Sama dengan Penyakit Lain
ADHD berkaitan dalam masalah regulasi emosi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Psikolog Klinis Anak, Irma Gustiana A. yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 17 November 2021.

Hal inilah yang umumnya terjadi pada mereka yang mengalami ADHD.
Berdasarkan data statistik, sampai sekarang belum ada data yang pasti terkait anak-anak, remaja hingga dewasa yang mengalami ADHD.
Akan tetapi jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik Nasional ada sekitar 82 juta anak yang berkebutuhan khusus termasuk di dalamnya terdapat anak ADHD.
"Ada sekitar 82 juta anak ya di Indonesia yang mengalami gangguan perkembangan," imbuhnya.
Baca juga: drg. Farra Nadiya Paparkan Kondisi Medis yang Tak Disarankan Memasang Veneer Gigi
Biasanya prevalensi terjadinya ADHD lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan.
"Bisa 4 banding 1 sampai 9 banding 1," tambahnya.
"Jadi 4 anak laki-laki atau 9 anak laki-laki 1 nya perempuan," ujar Psikolog.
Kategori anak ADHD terbagi menjadi beberapa tipe.

Inatentif
Anak umunya memiliki gejala tidak dapat memperhatikan dengan baik.
Hiperaktivitas disertai impulsif
Anak umumnya memiliki masalah hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
Kombinasi hiperaktivitas impulsif dan inatentif
Psikolog menuturkan jika kondisi ini didiagnosa sebelum anak berusia 7 tahun.
Ada beberapa gejala yang sering muncul, salah satunya adalah seringkali lupa.
Baca juga: dr. Andi Manis Sacharina Marzuki Sebut Gejala Diabetes pada Anak Relatif Sama dengan Orang Dewasa
Selain itu anak seringkali kesulitan dalam konsentrasi dan gelisah, sehingga terjadi hiperaktivitas fisik.
Anak melakukan gerakan-gerakan yang umunya tidak penting untuk dilakukan.
Namun secara alami anak melakukan banyak gerakan.
Biasanya anak akan sulit untuk duduk tenang.

Sementara pada orang dewasa, seseorang umumnya tidak senang jika bekerja di bagian back office dan cenderung nyaman dengan pekerjaan yang mobile.
Beberapa orang juga kesulitan dalam berbicara yang sistematis.
Baca juga: drg. Farra Nadiya: Pemasangan Veneer Porselen Memerlukan Waktu Lebih Lama Dibanding Veneer Komposit
Penjelasan Psikolog Klinis Anak, Irma Gustiana A. dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 17 November 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.