TRIBUNHEALTH.COM - Thalasemia adalah penyakit darah bawaan yang sebenarnya bisa dicegah dengan menghindari memilih pasangan hidup yang membawa gen thalasemia.
Dokter mengungkapkan jika thalasemia termasuk jenis dari anemia yaitu anemia hemolitik yang diturunkan.
Anemia hemolitik merupakan penyakit kurang darah akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dibandingkan pembentukannya.
Baca juga: WHO Nyatakan Vaksin COVID-19 Efektif Mengurangi Rawat Inap dan Risiko Kematian
Menurut dokter penyakit anemia terdiri dari banyak jenis.
Meskipun yang paling sering terjadi adalah anemai defisiensi besi.
Dimana anemia terjadi akibat kekurangan zat besi.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 20 November 2021.
Umumnya terapi yang diberikan berupa pemberian obat untuk menambah zat besi.
"Kalau pada thalasemia ia hemolitik jadi mudah pecah," pungkasnya.
"Karena sama-sama anemia maka gejalanya adalah pucat," tambahnya.
Baca juga: Pernikahan Dini Memicu Terjadinya Perceraian, Psikolog Sebut Perlu Kesiapan Secara Mental
"Darimana kita tahu seseorang pucat, kita tahu seseorang pucat tentu dari pemeriksaan laboratorium," pungkas dr. Olga singkat.
Sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium, terdapat pemeriksaan fisik yang umumnya bisa dilihat oleh dokter.
Adapun gejala penderita thalasemia, antara lain:

1. Pucat
Dokter sebut bisa dilakukan pemeriksaan fisik pada konjungtiva palpebra atau kelopak mata bawah
Apabila dilihat memiliki warna yang tidak sama dengan buku tangan, jadi memiliki warna yang cenderung pucat.
Menurut dokter telapak tangan memiliki warna kemerahan.
Namun jika seseorang sudah pucat umumnya jauh berwarna lebih putih.
Kondisi tersebut menunjukkan jika Hb sudah dibawah 7 maupun 6.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Ketersediaan Vaksin COVID-19 Aman hingga Akhir Tahun, Begini Ulasan dr. Reisa

2. Lemas
Selain pucat, penderita akan merasakan lemas karena oksigenasinya kurang.
Hb atau sel darah merah bertugas membawa oksigen.
Efek Hb yang rendah, maka oksigenasi juga akan turun.
Yang ditakutkan adalah oksigenasi ke otak.
Hal ini mengakibatkan seseorang bisa mengalami kejang dan penurunan kesadaran hingga kehilangan nyawa.
Baca juga: Psikolog Ungkap Pernikahan Dini Memicu Gangguan seperti Baby Blues hingga Postpartum Depression
3. Pembesaran limpa
Jika penderita sudah mencapai derajat mayor atau derajat berat, biasanya terjadi pembesaran limpa.
Dimana perut akan menjadi buncit.
Serta menunjukkan ciri khas bila seseorang sudah menderita pada derajat berat.

4. Facies cooley
Menurut dokter, wajah penderita thalasemia disebut dengan facies cooley.
Baca juga: Mata Katarak Bisa Ditimbulkan oleh Beberapa Penyebab, Tak Hanya karena Penuaan
5. Gigi tengah besar
Selain itu gigi penderita besar di bagian tengah seperti gigi tikus.
6. Pelebaran tulang
Penderita akan mengalami pelebaran tulang, terutama pada tulang pipi.

7. Stunting
Gejala yang paling jelas terjadi adalah stunting.
Dimana tinggi badan penderita tidak sesuai dengan usia.
Gejala-gejala tersebut harus diwaspadai jika terjadi pada anak-anak.
Baca juga: Mungkinkah Seseorang yang Mengalami Delusi Tidak Bisa Disembuhkan? Berikut Penjelasan Psikolog
Umumnya dokter bisa membedakan antara thalasemia, hemofilia atau leukimia.
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 20 November 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.