TRIBUNHEALTH.COM - Sayur dan buah menjadi dua asupan yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Keduanya dikenal memiliki segudang manfaat.
Ilmuwan senior dan pemimpin tim imunologi nutrisi di Tufts University's Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging, Dr. Simin Meydani menekankan pentingnya sayur dan buah.
Dia mengatakan keduanya bisa membantu untuk mengontrol respons peradangan tubuh terhadap bakteri dan virus, termasuk meredam badai sitokin akibat Covid-19.
"Respon inflamasi dalam jumlah tertentu diperlukan untuk menyingkirkan patogen dan membantu sistem kekebalan tubuh menjalankan fungsinya," kata Meydani, dilansir TribunHealth.com dari CNN, Rabu (16/11/2021).
"Tetapi jika Anda menghasilkan terlalu banyak komponen inflamasi, itu dapat merusak jaringan di sekitarnya."
Baca juga: Tips Menangani Anak yang Tidak Suka Buah dan Sayur, dr. Diana Suganda: Bisa Diberikan Smoothie
Baca juga: Cara Menyiasati Agar Anak Suka Makan Buah dan Sayur, Berikut Tips dari Dokter Spesialis Gizi Klinik
"Dapat menyebabkan penyakit autoimun. Dapat menyebabkan penyakit kronis."
Peradangan kronis telah dikaitkan dalam penelitian dengan kanker, penyakit jantung, diabetes, radang sendi, depresi, Alzheimer dan banyak penyakit lainnya.
Dalam kasus Covid-19, reaksi peradangan ekstrem terhadap virus, yang disebut "badai sitokin".
Kondisi ini juga dikaitkan dengan kasus yang lebih parah dan kematian.
"Terkait Covid-19, anjuran untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur lebih penting lagi," kata Meydani.
"Karena semua senyawa anti inflamasi seperti flavonoid di dalamnya mampu meredam badai sitokin."
Sayangnya, pola makan saat ini kebanyakan penuh dengan makanan yang diproses secara berlebihan, sarat lemak, minuman manis, dan daging merah.
Baca juga: Feses Bertekstur Keras Akibat Kurang Konsumsi Sayur dan Buah Menyebabkan Gangguan Defekasi
Baca juga: Kurangnya Konsumsi Sayur dan Buah Memiliki Dampak Berbahaya bagi Pencernaan
Padahal olahan tersebut dapat menyebabkan peradangan tingkat tinggi secara terus-menerus di dalam tubuh.
Banyak makanan "ultraproses" seperti es krim, kue, dan makanan siap saji dikaitkan dengan risiko kematian.
Studi menyebut, hanya peningkatan 10% pada makanan tersebut secara signifikan dikaitkan dengan risiko kematian 14% lebih tinggi dari semua penyebab.
Sebaliknya, pilihlah sayuran berdaun hijau, tomat, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan berlemak, dan minyak zaitun apat mendukung respons peradangan yang sehat tanpa membuatnya berlebihan.
Studi juga menemukan bahwa makanan fermentasi seperti kimchi, asinan kubis atau kombucha juga dapat membantu memerangi beberapa jenis peradangan dengan meningkatkan mikrobioma dalam sistem pencernaan.
"Kami mengamati penurunan (sekitar) 19 penanda inflamasi pada peserta studi yang mengonsumsi makanan fermentasi selama 10 minggu," kata Gardner dari Stanford, yang ikut menulis studi baru-baru ini.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)