TRIBUNHEALTH.COM - Malaria adalah salah satu penyakit yang cukup serius.
Penyakit ini telah menjadi penyakit Endemi di kawasan Indonesia Timur.
Untuk mengatasinya, sudah sejak lama tanaman Kina dianggap masyarakat mampu menyembuhkan penyakit malaria.
Baca juga: Meski Tingkat Kemanjuran Terbatas, Dirjen WHO Tegaskan Vaksin Malaria Bisa Selamatkan Ribuan Nyawa
Namun apakah tanaman tersebut masih efektif hingga saat ini?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, Robert Sinto memberikan tanggapannya.
Menurut keterangannya, hingga sata ini tanaman Kina masih bisa digunakan untuk memberikan pengobatan pada penderita malaria.

Namun telah terdapat regimen atau obat baru yang dianggap lebih sederhana dalam pemakaiannya.
Selain itu juga memberikan efek samping yang lebih ringan dan mudah didapatkan.
Baca juga: Bukan Hanya Demam Berdarah, dr. Tan Shot Yen Sebut Risiko Rematik Juga Meningkat saat Musim Hujan
"Sehingga kita sekarang masih menggunakan Kina di dalam program malaria Departemen Desehatan Kementerian Kesehatan, tetapi dalam lini kedua bukan sebagai lini pertama," sambung Robert.
Sehingga bila gagal dalam pengobatan pertama, maka barulah menggunakan pengobatan yang melibatkan tanaman Kina.
Proses Penyakit Malaria

Malaria terjadi karena gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi dengan Plasmodium.
Kemudian masuk ke dalam tubuh dan terdapat masa inkubasi hingga akhirnya memunculkan sejumlah gejala.
Baca juga: dr. Adityo Susilo Jelaskan Ibu Menyusui Tetap Boleh Berikan ASI saat Terkena Demam Berdarah
Masa inkubasi infeksi malaria mencapai waktu sekitar 2 hingga 3 minggu.
"Jadi antara infeksi masuk sampai gejala muncul dalam waktu rata-rata 14 hari," ungkap Robert.
Gejala malaria
Di bawah ini sejumlah gejala malaria yang perlu diwaspadai.
Antara lain:
- Suhu badan tinggi melebihi 38 derajat celcius
Baca juga: Anak Jarang Sakit Parah Akibat Covid, Bagaimana Cara Sistem Kekebalan Mereka Melawan Sebuah Virus?
- Sakit kepala

- Muntah
- Nyeri otot
- Diare
- dan Menggigil disertai kelelahan yang parah (6 hingga 12 jam)
Baca juga: dr. Prasna Pramita, Sp.PD Menyarankan untuk Konsumsi BRAT (Banana,Rice,Apple Sauce,Toast) Saat Diare
Sejumlah gejala di atas adalah gejala umum yang tidak hanya bisa ditemui pada infeksi malaria saja.
"Jadi gejala pada penyakit infeksi lain juga bisa seperti itu," imbuh Robert.
Namun terdapat ciri khusus yang membedakan, sehingga bisa diidentifikasi lebih dini.
Ialah demam yang berpola Siklik.

Yaitu muncul demam pada keesokan hari atau beberapa hari selanjutnya dan tergantung dengan jenis plasmodiumnya.
"Jadi bisa hari ini demam, kemudian besoknya atau dua hari berikutnya tergantung dari jenis Plasmodiumnya," papar Robert.
Baca juga: Dokter Spesialis Anak Jelaskan Fase Penyakit Demam Berdarah: Fase Panas, Menentukan, dan Pemulihan
Misalnya pada jenis plasmodium 1, muncul demam pada hari Senin kemudian Rabu baru demam lagi.
Sehingga pada hari ke dua tidak ada gejala panas sama sekali.
Sementara pada plasmodium 2, diawali dengan demam yang tinggi menggigil.
Setelah itu penderita akan mengeluarkan keringat yang banyak.
Baca juga: Waspada Ziku Virus, Dokter Spesialis Anak, dr. Darmadi Darmawan, Sp.A Sampaikan Hal Ini
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, Robert Sinto ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Kamis (29/4/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)