TRIBUNHEALTH.COM - Untuk mencegah terjangkitnya demam berdarah dengue, juru pemantau jentik adalah hal yang paling penting.
Cara kedokteran yang sedang dikembangkan adalah penelitian genetik nyamuk hingga nyamuk tidak bisa bertelur.
Ada juga yang menyusupi dengan bakteri.
Baca juga: Dok, Berapa Lama Pemakaian Ideal Behel?
Baca juga: Benarkah Anemia Dapat Dicegah dengan Makanan? Berikut Ulasan Dokter
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Anak, Dr. Dominicus Husada, dr.,DTM&H.,MCTM(TP).,SpA(K) dalam tayangan YouTube Harian Surya program We The Health Series tentang demam berdarah'>fase demam berdarah.
Penelitian tersebut sedang berlangsung di Yogyakarta.
Sejauh ini cara tersebut cukup efektif.
Namun kemungkinan tidak bisa untuk semua orang.
Tentunya upaya lain yang harus diterapkan adalah melindungi tubuh sendiri.
Bisa menggunakan obat nyamuk, obat oles, atau merk apapun sepanjang ada registrasi kementerian, maka obat tersebut pasti aman digunakan.
Namun ada juga beberapa orang yang alergi.
Alergi merupakan penyakit individu.
Maka dari itu dianjurkan untuk mencoba beberapa macam merk.

Seperti memakai baju di seluruh tubuh.
Memakai pendingin, karena jika dingin nyamuk pasti akan berkurang.
Pencegahan sekunder, jika tertular jangan sampai semakin parah.
Jadi harus kenali fasenya.
Kapan berbahaya, apa tandanya, dan diobati apa.
Baca juga: Dok, Apakah OTG Bisa Tularkan Covid-19 Melalui Asap Rokok?
Baca juga: Dokter Anak Bagikan Tips Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua Jelang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Dokter menyebutkan jika fasenya hanya 3.
Fase panas, fase menentukan, dan fase pemulihan.
Tentunya fase dokter hanya 2, yakni fase panas dan fase menentukan.
Panasnya bisa disertai nyeri.
Seperti nyeri kepala, otot, dan sebagainya.
Terkadang ada perdarahan, terkadang ada bercak merah.
Namun kondisi ini tidak selalu.
Hari paling bahaya 3 sampai 7 hari dihitung sejak mulai panas.
Kondisi ini merupakan respon jantung.
Dokter mengingatkan jika panasnya tinggi, dikasih obat tidak turun.
Nyeri kepala, otot dan sebagainya bisa muncul.
Namun perdarahan dan bercak merah tidak selalu ada.
Di fase kedua, fase menentukan.
Banyak sekali orang meninggal di fase ini.
Jika membaik, panasnya turun, kalau memburuk, panasnya juga turun.
Dokter tegaskan jika panas menurun itu berwajah dua.
Bagaimana membedakannya?
Panas menurun, pasien membaik, makan dan minum enak, anaknya jadi segar, kencingnya normal, telapak tangan hangat.

Namun jika sebaliknya, artinya pasien memburuk.
Hal inilah penyebab kematian yang paling sering.
Dokter berpesan, jika panasnya turun, pasien melemah, segera berobat.
Potonglah jalur kematian.
Pengobatan utama adalah cairan, tidak ada obat khusus.
Paracetamol dan obat mual boleh dikonsumsi jika mual.
Makan dan minum bebas tidak ada pantangan.
Jadi yang menjadi kunci utama adalah cairan.
Baca juga: Psikolog Jelaskan tentang Learning Loss, Turunnya Minat Belajar Anak ketika Pembelajaran Daring
Baca juga: Dokter Bagikan Solusi bila Mengalami Masalah Pasca Scalling Karang Gigi
Penjelasan Dokter Spesialis Anak, Dr. Dominicus Husada, dr.,DTM&H.,MCTM(TP).,SpA(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Harian Surya program We The Health Series edisi 09 September 2020.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.