TRIBUNHEALTH.COM - Diet menjadi salah satu pilihan bagi banyak orang yang ingin menurunkan berat badan.
Banyak orang yang salah mengartikan diet yaitu suatu tindakan untuk menghilangkan satu atau dua jenis makanan.
Diet yang sesungguhnya adalah melakukan pengaturan pola makanan yang benar dan memenuhi asupan gizinya dengan mirkonutrien dengan porsi yang pas.
Pasalnya banyak sekali jenis diet yang dikenal oleh masyarakat, salah satunya adalah jenis diet keto.
Diet ketogenik atau sering disebut dengan diet keto merupakan diet yang menerapkan pola makan tinggi lemak, protein, dan bebas karbohidrat.
Lalu apakah diet jenis keto ini aman dilakukan?
Dilansir TribunHealth.com, Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Miggu Sehat.
Baca juga: Meskipun Diet, Mikronutrien Harus Tetap Terpenuhi, Begini Penjelasan dr. Tan Shot Yen

dr. Tan Shot Yen menjelaskan jika diet yang hanya konsumsi protein atau lemak atau yang disebut dengan diet keto juga sangat berbahaya untuk tubuh.
Orang yang menjalankan diet tersebut akan mengalami penyusutan berat badan karena tidak memiliki energi dari karbohidrat.
Akhirnya protein dan lemak tersebut harus diolah menjadi tenaga.
"Badan akan terlihat menyusut, tapi Anda lupa walau badan menyusut tapi organ tubuh juga bisa menyusut," jelas dr. Tan.
"Itulah mengapa orang yang melakukan diet keto akhirnya menjadi diabetes karena pankreasnya juga ikut menyusut."
Selain itu, dampak lain dari diet keto adalah pembentukan hormon juga akan ikut menyusut.
Hal ini menyebabkan banyak orang mengalami gangguan hormonal, terutama pada perempuan.
Dampak yang terjadi ketika orang mengalami gangguan hormonal adalah menstruasi berantakan, rambut mulai rontok.
Baca juga: Diet Efektif dengan Melalukan Pengaturan Pola Makan, Begini Kata dr. Tan Shot Yen

Hanya demi badan kurus, bisa menimbulkan penyakit lain dalam tubuh. Sehingga harus berhat-hati dalam diet.
dr. Tan memaparkan jika diet yang baik harus tetap terpenuhi kubutuhan karbohidrat dalam porsi yang pas.
Meskipun diet, kebutuhan karbohidrat tetap sangat dibutuhkan dan karbohidrat tersebut dapat diganti dengan karbohidrat rendah kalori yang tidak terlalu cepat dicerna menjadi gula.
Sayur dan buah merupakan bagian dari karbohidrat, apabila seseorang menghindari nasi dan kentang, bisa digantikan dengan konsumsi sayur dan buah dengan porsi yang lebih banyak.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Miggu Sehat pada 28 Agustus 2021.