TRIBUNHEALTH.COM - Diet yang sebenarnya ialah mengatur pola makan bukan menghilangkan beberapa makanan.
Berbicara mengenai pola makan, sebelum melakukan diet ada baiknya melakukan evaluasi terhadap tubuh terlebih dahulu.
Pasalnya setiap orang memiliki tubuh dan kebutuhan untuk tubuh yang berbeda-beda.
Sehingga diet tidak bisa di samaratakan antara satu orang dengan orang lainnya.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Miggu Sehat.
dr. Tan Shot Yen menegaskan untuk melakukan evaluasi menganai kondisi tubuh terlebih dahulu.
Menurutnya diet ketat seperti pantangan makan tidak seharusnya dilakukan.
Baca juga: Diet Efektif dengan Melalukan Pengaturan Pola Makan, Begini Kata dr. Tan Shot Yen

Dalam melakukan diet, dr. Tan sangat menyarankan untuk tetap memenuhi kebutuhan mikronutrien dalam tubuh.
Mikronutrien terdiri dari trias yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
Ketika seseorang melakukan diet dan tidak memenuhi asupan nutrisinya dengan mikronutrien maka kondisi bandannya bisa runtuh.
"Tiga-tiganya itu menghasilkan kalori, namun kegunaannya berbeda-beda. Masing-masing punya tujuan sendiri," terang dr. Tan.
"Banyak anak muda zaman sekarang yang bilang karbohidrat adalah biang keladi dari orang kegemukan. Tentu saja itu benar."
"Namun yang paling penting, karbohidrat itu digunakan untuk tubuh atau hanya ditumpuk saja."
dr. Tan memaparkan untuk mengevaluasi terlebih dahulu kebutuhan karbohidrat untuk tubuh.
Ketika seseorang memiliki aktivitas fisik yang cukup berat atau bekerja menggunakan otot, maka karbohidrat sangat penting dan sangat dibutuhkan.
Sehingga tidak boleh menghilangkan karbohidrat, meskipun diet sekalipun.
Selain itu, ketika seseorang tidak banyak memiliki aktivitas fisik atau bekerja menggunakan otak, bukan berarti orang tersebut tidak membutuhkan karbohidrat.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Menjalankan Diet, Simak Anjuran dari Dokter Spesialis Gizi Klinik

Orang tersebut tetap membutuhkan karbohidrat, namun karbohidrat tersebut bisa diganti dengan karbohidrat rendah kalori yang tidak terlalu cepat dicerna menjadi gula.
"Tetap harus makan karbohidrat, tetapi pilihannya bisa karbohidrat yang lambat dicerna menjadi gula, tinggi serat, dan kaya akan antioksidan karena orangnya kerja menggunakan otak," papar dr. Tan.
"Kalau orang yang kerja menggunakan otak tentu saja antioksidannya harus tinggi."
dr. Tan menyarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Sayur dan buah merupakan bagian dari karbohidrat.
Apabila seseorang menghindari nasi dan kentang, tentu saja konsumsi sayur dan buah harus diperbanyak.
Lain karbohidrat, diet protein saja juga sangat tidak disarankan.
Seseorang yang menjalankan diet dengan konsumsi protein saja, namun tidak rajin olahraga, maka ratio energi protein ditakutkan akan menjadi kacau.
"Hati-hati dengan diet yang mengharuskan Anda mengeliminasi salah satu dari mikronutrien," tegas dr. Tan.
Oleh sebab itu, meskipun diet, kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak atau mikronutrien harus tetap dipenuhi dengan jumlah yang pas.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Miggu Sehat pada 28 Agustus 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)