TRIBUNHEALTH.COM - Kualitas tidur dapat dilihat dari lamanya waktu tidur.
Terkadang orang-orang di zaman modern seperti saat ini lebih senang menghabiskan waktu untuk bekerja.
Hal ini mengakibatkan waktu tidur yang tersisa hanya sedikit.
Baca juga: dr. G. Iranita Dyantika Beberkan Tahapan Pengobatan Kanker Serviks Berdasarkan Metode dr. Ibnu Sina
Durasi tidur yang sedikit bisa menyebabkan terjadinya banyak penyakit.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 31 Oktober 2021.

Dokter memaparkan jika kualitas tidur juga sangat penting.
Jika waktu tidur lama, namun kualitasnya tidak baik sama saja seperti orang yang tidak tidur.
Seseorang yang sering terbangun, terutama disebabkan oleh beberapa penyakit menyebabkan memiliki kualitas tidur yang buruk.
Usia dewasa disarankan untuk tidur selama 6 hingga 8 jam.
Baca juga: Bisakah Pengobatan Kanker Serviks Tanpa Operasi dan Kemoterapi? Begini Ulasan dr. Iranita Dyantika
Kebutuhan tidur setiap golongan orang berbeda-beda.
Pada bayi, umumnya memerlukan waktu tidur selama 16 jam.
Sementara pada anak memerlukan durasi tidur selama 10 sampai 12 jam.
Sedangkan pada orang dewasa memerlukan durasi tidur selama 6 hingga 8 jam.

Semakin tua semakin berkurang kebutuhan tidurnya.
Namun setiap golongan usia juga memiliki variasi.
Ada sebagian orang yang cukup tidur selama 6 jam dan adapula yang harus tidur selama 8 jam.
Dokter sebut variasi individu berbeda-beda.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Sarankan untuk Segera Bawa Anak ke Rumah Sakit saat Mengalami Demam Berdarah
Buruknya kualitas tidur bisa disebabkan karena orang tersebut memang tidak ingin tidur akibat masih ada aktivitas yang harus dilakukan.
Sehingga menyebabkan seseorang tidur dengan durasi yang sedikit.
Bisa juga disebabkan beberapa penyakit yang mengganggu tidurnya.
Seperti Obstructive sleep apnea (OSA) yang menunjukkan gejala mendengkur.
Sehingga meskipun sudah tidur cukup lama, saat terbangun masih terasa seperti belum tidur.
Obstructive sleep apnea (OSA) juga bisa menunjukkan seseorang henti nafas saat tertidur.

Serta terdapat beberapa gerakan saat tidur, seperti gerakan tungkai yang bisa membuat seseorang sering terbangun.
Baca juga: drg. Nadia : Bahan Bleaching yang Sesuai dengan Dosis, Aman Dilakukan Tiga Kali dalam Satu Tahun
Penjelasan Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Rimawati Tedjasukmana dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 31 Oktober 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.