TRIBUNHEALTH.COM - Kanker ovarium adalah salah satu kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita.
Kanker ini berasal dari indung telur dan tumbuh pula di tempat yang sama.
Diketahui kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita pasca menopause.
Baca juga: Kanker Ovarium Bisa Terjadi karena Faktor Genetik, Berikut Penjelasan dr. Hervi Wiranti, Sp.OG
Lantas mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Hervi Wiranti, Sp.OG memberikan tanggapannya.

Berdasarkan penjelasannya, kanker ovarium yang sering terjadi pada wanita pasca menopause berkaitan dengan hormononal.
Pada wanita pasca menopause cenderung memiliki penurunan hormon ekstrogen dan progesteron.
Baca juga: dr. Lusiyanti: Hormon Androgen yang Tinggi Mempermudah Pembentukan Komedo dan Sebum yang Berlebihan
Sementara hormon progesteron memiliki efek protektif.
Sehingga apabila terjadi penurunan, maka membuat risiko terjadinya kanker ovarium menjadi lebih tinggi.

Baca juga: Kenali Penyebab Kanker Prostat Bisa Terjadi, Begini Penjelasan dr. Rizki Muhammad Ihsan, Sp. U.
Kemudian dari ekstrogen menurun, hormon gonadotropin menjadi meningkat.
Meningkatnya hormon gonadotropin membuat risiko terkena kanker ovarium lebih tinggi.
"Jadi pengaruhnya karena menurunnya hormon ekstrogen, progesteron dan meningkatnya hormon gonadotropin," papar Hervi.
Deteksi Kanker Ovarium

Umumnya pada stadium awal, penderita tidak merasakan gejala.
Namun gejala awal yang dirasakan oleh pasien ialah mengalami perut kembung dan begah.
Meski demikian, terdapat gejala-gejala yang umum dialami oleh penderita.
Baca juga: Nyeri Perut Akibat Pankreatitis Bisa Menjalar hingga Punggung, Ini Tips NHS untuk Ringankan Gejala
Di antaranya:
- Pembesaran perut
- Menstruasi tidak teratur

- Masalah BAB (Buang Air Besar)
- Masalah BAK (Buang Air Kecil)
Baca juga: dr. Andreas: Terlalu Sering Konsumsi Makanan yang Dibakar atau Goreng Bisa Menyebabkan Iritasi Usus
- Nafsu makan berkurang
- Nyeri pada panggul atau perut
- serta masalah di organ pencernaan.
Baca juga: Makan dengan Jumlah yang Besar Dapat Menambah Tekanan Dalam Perut dan Menyebabkan Muntah
Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Hervi Wiranti, Sp.OG ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, 12 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)