TRIBUNHEALTH.COM - Dari farmakologinya vitamin D tidak ada reaksi apabila dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C.
Vitamin D akan bereaksi jika dikonsumsi bersama obat-obatan anti epilepsi atau anti kejang, obat jantung, maupun obat untuk memperlancar urine, sehingga dokter tidak menyarankan jika dikonsumsi dengan obat-obatan tersebut.
Baca juga: dr. Nadya Noviani Paparkan Manfaat dan Kebutuhan Vitamin D dalam Tubuh, Begini Penjelasannya
Namun jika dikonsumsi bersama dengan vitamin C sebenarnya tidak ada masalah.
"Jadi tidak ada efek yang berarti untuk reaksinya jika dikonsumsi bersama vitamin C," ujar dr. Nadya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Umum, dr. Nadya Noviani yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 04 November 2021.
Sebaiknya waktu konsumsi vitamin D di pagi hari.
Vitamin D tidak harus berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Baca juga: 4 Fakta tentang Leukimia, Tubuh Jadi Lebih Sulit Melawan Infeksi hingga Tes Darah untuk Diagnosis
Penelitian menyebutkan jika tubuh bisa memproduksi vitamin D sendiri.
Dalam memproduksi vitamin D dibutuhkan sinar UV B dari matahari.
"Kapan waktu yang tepat untuk konsumsi vitamin D, kita harus cek terlebih dahulu kadar vitamin D dalam tubuh," tegas dr. Nadya.

Apabila sangat defisiensi atau sangat kurang, makan sangat dianjurkan untuk konsumsi suplemen.
Namun jika di cek kadar vitamin D dalam tubuh sudah cukup, maka tidak perlu mengonsumsi suplemen.
Dengan berjemur, konsumsi makanan protein hewani dan nabati sudah cukup.
Jika seseorang mengalami defisiensi vitamin D maka ia akan cepat merasa lelah, sering merasakan nyeri tulang, nyeri sendi, hingga kram otot.
Baca juga: Berbagai Organisasi Kesehatan Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan Anak
Hal ini karena fungsi vitamin D berhubungan dengan kalsium.
Dimana fungsi utama vitamin D adalah mempertahankan dan menyeimbangkan kalsium di dalam tubuh.
Apabila kalsium di dalam tubuh kurang maka bisa menyebabkan seseorang mudah merasa lelah, mudah stres, dan gangguan irama jantung.

Dokter menambahkan jika kalsium membantu kontraksi otot.
Otot tidak hanya berada di bisep, trisep, namun di organ jantung juga terdapat otot.
Baca juga: Studi Ungkap Wanita di Bawah 35 Tahun Paling Berisiko Alami Kanker Payudara Sekunder, Apa Itu?
Penjelasan Dokter Umum, dr. Nadya Noviani dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 04 November 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesahatan di sini.