TRIBUNHEALTH.COM - Vitamin A,vitamin B, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K bisa didapatkan dari asupan atau dari sesuatu yang dikonsumsi.
Hal ini berbeda dengan vitamin D meskipun bisa didapatkan dari makanan.
Akan tetapi 80% vitamin D di proses di dalam tubuh kita sendiri.
Baca juga: 4 Fakta tentang Leukimia, Tubuh Jadi Lebih Sulit Melawan Infeksi hingga Tes Darah untuk Diagnosis
Vitamin D merupakan turunan dari senyawa yang biasa disebut sebagai kolesterol.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Umum, dr. Nadya Noviani yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 04 November 2021.
Kita ketahui kadar kolesterol yang tinggi bisa memicu penyakit jantung hingga stroke.
Namun dalam keadaan normal dan dalam keadaan nilai yang seimbang, kolesterol sangat berfungsi.
Apapun yang ada di dalam tubuh apabila dalam keadaan seimbang, pasti memiliki fungsi masing-masing.
Baca juga: Berbagai Organisasi Kesehatan Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan Anak
Kolesterol di dalam tubuh, terutama di bawah kulit jika terpapar sinar UV B yang diperoleh dari sinar matahari akan diserap oleh kulit dan membentuk vitamin D yang dinamakan kolekalsiferol.
Kolekalsiferol merupakan turunan dari kolesterol.
Menurut dokter, fungsi utama dari kolesterol maupun kolekalsiferol adalah mempertahankan atau menyeimbangkan kalsium di dalam tubuh.
Banyak sekali fungsi kalsium, antara lain:
1. Bagus untuk tulang
2. Kontraksi otot-otot
3. Memperlancar metabolik
Baca juga: Inggris Uji Coba Obat untuk Atasi Kelelahan Akibat Long Covid, Hasil Tak Bisa Keluar Tahun Ini
Kebutuhan vitamin D pada orang dewasa sekitar 600-800 IU (International Unit).
Sementara pada bayi yang berusia 0 bulan sampai 1 tahun diperkirakan sebanyak 400 IU.
Pada bayi vitamin D bisa didapatkan dari ASI dan berjemur.
Sedangkan dari asupan, hanya 20% vitamin D yang terserap ke dalam tubuh.
Sisanya diproduksi oleh tubuh dengan cara berjemur.
Pada orang dewasa baik ibu hamil atau lansia dibutuhkan sebesar 600-800 IU.
Baca juga: Studi Ungkap Wanita di Bawah 35 Tahun Paling Berisiko Alami Kanker Payudara Sekunder, Apa Itu?
Penjelasan Dokter Umum, dr. Nadya Noviani dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 04 November 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesahatan di sini.