TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Saraf, dr. Zizky Yombana, Sp.S menjelaskan kondisi gegar otak.
Gegar otak adalah bahasa awam yang dikenal oleh masyarakat.
Secara medis, kondisi ini dinamakan dengan brain concussion atau konkusio otak.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat benturan atau adanya impact yang mendadak dengan kondisi yang serius pada kepala.
Baca juga: Coklat dan Strowberi Termasuk Makanan yang Bagus untuk Kinerja Otak, Berapa Jumlah Idealnya?
"Kepala ini terbentur, akhirnya menyebabkan gangguan di otak."
"Baik secara anatomi (struktur) maupun secara fungsi," ujarnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Baca juga: Otak Remaja Masih Alami Perkembangan, dr. Fransisca Handy Jelaskan Dampaknya jika Kelebihan Gula
Gejala Gegar Otak
Zizky menyampaikan, gejala dari kondisi ini sangatlah beragam.
Lantaran tergantung dengan derajat keparahan akibat cidera kepala yang dialami.
Meski demikian, terdapat sejumlah gejala gegar otak yang bisa dikenali.
Baca juga: Sifilis Bisa Diobati dengan Antibiotik, Penting Dilakukan sebelum Berkembang dan Menyerang Otak
Antara lain:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah

Baca juga: Makin Banyak Penyakit Kardiovaskular yang Diderita, Makin Mungkin Alami Penurunan Kinerja Otak
- Merasa kebingungan
- Penglihatan kabur
- Sensitif terhadap cahaya atau suara
- Kehilangan ingatan tentang peristiwa sebelum benturan maupun ingatan tepat setelah terjadu gegar otak
- Mengalami masalah keseimbangan tubuh

Baca juga: Fungsi Otak Wajar Alami Penurunan Seiring Bertambahnya Usia, Kapan Perlu Curiga Alami Demensia?
- Telinga berdenging
- Tiba-tiba cara bicara menjadi cadel
- Perubahan perilaku
- dan kesulitan untuk berkonsentrasi
Baca juga: Ahli Tak Menampik Media Sosial Bisa Bikin Ketagihan, Ada Kaitan dengan Hormon Dopamin di Otak
Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, dr. Zizky Yombana, Sp.S ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, 12 Januari 2018.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)