Breaking News:

drg. Anastasia Ririen: Faktor Sistemik Dapat Mempengaruhi Terjadinya Gingivitis

Terkadang terjadinya gingivitis sering kali tidak disadari. Umumnya pada fase awal di hari ke dua hingga hari ke empat sejak plak tidak dibersihkan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi seseorang yang mengalami gingivitis 

TRIBUNHEALTH.COM - Gingivitis bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor modifikasi bukan hanya sebatas plak dan predisposisi, tetapi ada hubungannya diataranya adalah kondisi sistemik.

Artinya kesehatan umum dari pemilik raga terbagi atas 2 hal baik sistem endoktrin atau hormonal.

Misalkan kejadian pubertas, siklus menstruasi, kontrasepsi secara oral, dan kehamilan.

Faktor sistemik pada mereka yang memiliki kelainan diabetes melitus, leukimia, dan kelianan darah juga memiliki peran pada kejadian cepatnya terjadi gingivitis.

Medikasi terkait dengan pemakaian kontrasepsi oral.

Terkadang terjadinya gingivitis sering kali tidak disadari.

ilustrasi seseorang yang mengalami gingivitis
ilustrasi seseorang yang mengalami gingivitis (freepik.com)

Baca juga: Konsumsi Makanan Tinggi Antioksidan Bisa Melawan Proses Penuaan, Simak Ulasan dr. Lusiyanti, M.Med.

Ketika gingivitis terjadi dan derajatnya masih ringan, secara umum kurang menyadarinya.

Umumnya baru berlangsung pada fase awal di hari ke dua hingga hari ke empat sejak plak tidak terbersihkan secara sempurna.

Biasanya yang dialami adalah gingivitis ringan, dimana sang pemilik raga belum menyadarinya.

2 dari 3 halaman

Apabila berlangsung terus menerus dalam jangka panjang, bisa menyebabkan kejadian kronis yang bisa berlanjut parah.

Bahkan pada beberapa kasus, kalau sampai terjadi karang pada per,mukaan gigi, baik supra-gingiva maupun sub-gingiva bisa memicu kejadian kerusakan yang lebih luas.

Baca juga: Dr. dr. Tan Shot Yen: Kesehatan Keluarga Bergantung dengan Cara Menyimpan Daging

Bukan hanya gingivitis, bahkan pada area jaringan keras pendukung gigi.

Radang gusi pada fase selanjutnya, atara 4 sampai 7 hari, apabila tidak dibersihkan dengan tuntas, terutama dialami pada kasus-kasus gigi berjejal atau crowding yang dialami adalah kasus-kasus yang lebih parah.

Lebih parah dimana sudah mulai ada kejadian bengkak pada gusi.

Pada kasus lanjut, antara 15 sampai 21 hari, proses perdarahan yang berlangsung akan dikeluhkan bisa menjadi semakin parah, bahkan bisa sampai terjadi kejadian rusaknya perlekatan antara gingiva yang sehat dengan gigi.

Dokter akan mengukur seberapa dalam kantong gusi yang terbentuk akibat kejadian rusaknya jaringan pendukung gigi.

Baca juga: Interaksi Obat Lain Menyebabkan Perubahan Jumlah Obat Dalam Aliran Darah, Ini Penjelasan Dokter

Jaringan pendukung gigi tidak hanya gusi, tetapi juga ada tulang penyangga gigi.

Apabila kejadian kantong gusi sampai rusak, diakibatkan olrh gingivitis maka dokter akan menggunakan alat untuk mendeteksi keparahan kasus yang dialami.

Gingivitis ada yang bersifat tiba-tiba dan gingivitis yang berulang.

Yang paling sering tidak disadari tetapi mempunyai imbas yang luar biasa adalah gingivitis kronis.

3 dari 3 halaman

Pada fase awal tidak disadari oleh pasien karena tidak menimbulkan gejala nyeri.

Hanya ketika sudah parah atau terjadi proses gigivitis berulang barulah muncul rasa atau keluhan nyut-nyutan.

Terutama dialami oleh pasien yang mengalami food impaction.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews, dan disampaikan oleh drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi. Jumat (9/4/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdrg. R. Ngt. Anastasia RirienGingivitisresesi gingivaKesehatan gusi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved