TRIBUNHEALTH.COM - Profesor psikologi di University of Otawa, Allison Ouimet mengatakan, kecemasan jelang aktivitas new normal wajar dirasakan.
Dulu, tiap orang cemas terhadap Covid-19, serta dampaknya yang telah membatasi hubungan sosial, dilansir TribunHealth.com dari CBC.
"Sekarang kita menuju lebih banyak pembukaan kembali, masalah yang sama akan muncul," kata Ouimet, yang berspesialisasi dalam gangguan kecemasan.
Meskipun demikian, kebanyakan orang akan "bisa kembali bersosialisasi ke tingkat pra-pandemi" dengan cukup mudah, menurut Ouimet.
Meski tak dipungkiri, awalnya mungkin terasa canggung ketika harus berinteraksi kembali secara langsung.
Baca juga: Terlalu Lama WFH, Pekerja Wajar Alami Kecemasan Jelang Bekerja di Kantor, Apa yang Bisa Dilakukan?
Baca juga: Duduk Terlalu Lama saat Bekerja Bisa Sebabkan Naiknya Gula Darah dan Kadar Kolesterol

"Tidak apa-apa untuk merasa cemas ... khawatir .... Membiarkan itu, alih-alih menghakimi, itu adalah langkah nomor satu."
Selanjutnya, Ouimet mengatakan ketahui apa yang membuar diri sendiri menjadi takut.
"Apakah itu, 'Saya tidak tahu harus berkata apa? Saya tidak tahu apakah saya harus memeluk atau tidak? ... Saya takut sakit?'" katanya.
Lihatlah ketakutan itu dan buat rencana, sarannya.
Itu bisa berarti membaca statistik dan saran ahli tentang transmisi saat ini dan mengukur tingkat kenyamanan, atau bahkan bertanya kepada seseorang "haruskah kita berpelukan?"
Baca juga: Pembagian WFH dan WFO Bisa Picu Presenteeism, Kerja Overtime tapi Tak Produktif
Baca juga: Tips Pakar Agar Stres Hilang saat Libur Kerja, Bangun Kebiasaan Baru yang Positif

Mulailah dari yang kecil, seperti berjalan-jalan atau duduk di teras, lalu beralih ke apa yang membuat nyaman, saran Ouimet.
Bagi mereka yang berjuang dengan gangguan kecemasan, seperti fobia sosial, pandemi mungkin memperburuk gejala mereka, katanya.
Strategi coping untuk mereka yang mengalami gangguan kecemasan adalah sama, tetapi kemajuannya akan terlihat berbeda.
"Langkahnya mungkin jauh lebih kecil," katanya.
"Anda mungkin memerlukan bantuan, seperti berkonsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya."
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)