TRIBUNHEALTH.COM - Duduk terlalu lama berpotensi menimbulkan sejumlah masalah.
Padahal, selama pandemi, para pekerja lebih banyak menghabiskan duduk di depan layar hingga berjam-jam.
Menurut studi epidemiologi, orang dewasa di Amerika Serikat biasanya duduk selama sekitar enam setengah jam sehari.
Dilansir TribunHealth.com dari CNA, sebagian besar waktu itu tidak disertai berdiri atau berjalan.
Artinya, selama bekerja kebanyakan orang duduk konstan dalam waktu lama.
Baca juga: dr. Ayuthia Sedyawan Benarkan Tak Boleh Langsung Duduk setelah Olahraga, Berkaitan dengan Jantung
Baca juga: Penyintas COVID-19 Disarankan Berolahraga Ringan, dr. Andhika Raspati: Banyak Menimbulkan Risiko

Kelesuan postural ini bertambah selama pandemi.
Data menunjukkan lebih banya orang tak aktif, jika dibanding 2019.
Padahal duduk tanpa henti bisa menekan kesehatan metabolisme.
"Setiap jam bangun yang dihabiskan dalam posisi tidak bergerak (yaitu, duduk atau berbaring) meningkatkan risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2," kata sebuah studi terbaru yang dikutip CNA.
Ketika duduk, otot-otot kaki hampir tidak berkontraksi.
Ini menyebabkan gula yang diproses menjadi tenaga sangat sedikit.
Baca juga: Bagaimana Mengatur Pola Makan setelah Berolahraga? Simak Ulasan dr. Eleonora Mitaning, M.Gizi, Sp.GK
Baca juga: Tips Atasi Panic Attack, Lakukan Olahraga dan Jangan Larut dalam Masa Lalu

Otot juga tak melepas zat bikomia yang membantu memecah asam lemak dalam darah.
Jadi, ketika kita membungkuk di atas meja, gula darah dan kolesterol menumpuk di aliran darah kita.
Meski tampak sehat, pada akhirnya hal ini akan berkontribusi terhadap naiknya gula darah dan tingginya kolesterol.
Akibatnya, berbagai penyakit menjadi lebih berisiko terjadi.
Karenanya, disarankan untuk sesekali berdiri dan berjalan selama bekerja.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)