TRIBUNHEALTH.COM - Russian Direct Investment Fund (RDIF), pemegang lisensi vaksin Covid-19 Sputnik V asal Rusia menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kemenristek RI untuk memproduksi vaksin Sputnik di Indonesia.
Fakta ini terungkap setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin COVID-19 Sputnik V nomor EUA2160200143A1 dan EUA2160200143A2 pada hari Selasa (24/08/2021) kemarin di Jakarta.
Baca juga: Viral Load Covid-19 pada Orang yang Telah Divaksin Sama dengan Orang yang Tak Divaksin, Apa Artinya?
"BPOM memberikan Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk Sputnik V terbatas pada kondisi wabah pandemi untuk prevention of the newly discovered coronavirus infection (Covid-19) in adults over the age of 18."
"Sesuai dengan hasil evaluasi terhadap data khasiat, keamanan dan mutu," demikian bunyi keputusan BPOM yang ditanda tangani Kepala BPOM, Penny Lukito.
Penny Lukito mengungkapkan, efek samping paling umum yang dirasakan ketika disuntik vaksin Sputnik V adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome).

Baca juga: Menurut Hasil Studi, Perlindungan 2 Vaksin Ini terhadap Varian Delta Melemah dari Waktu ke Waktu
Kondisi ini ditandai dengan:
- Demam menggigil
- Nnyeri sendi (arthralgia)
- Nyeri otot (myalgia)
- Badan lemas (asthenia)
- Ketidaknyamanan
- Sakit kepala
- Hipertermia
- atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Baca juga: dr. Reisa Broto: Vaksin Moderna Dikhususkan untuk Tenaga Kesehatan dan Mayarakat Komorbid Tertentu
Efikasi
Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%).
Vaksin Covid-19 Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
Vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.

Atas keputusan BPOM tersebut, PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit), menyambut dengan antusias atas keluarnya EUA vaksin Sputnik V.
"Kami sebagai perusahaan farmasi (Fahrenheit) yang telah diberikan kepercayaan oleh RDIF sebagai importir resmi sangat berterima kasih atas dukungan BPOM dalam melakukan evaluasi terhadap vaksin Sputnik V," tutur John selaku Direktur Marketing PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit).
Di lain kesempatan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, beberapa waktu yang lalu juga mengatakan bahwa tim dari BPOM RI telah mengunjungi Rusia pada bulan Juni lalu untuk meninjau fasilitas produksi vaksin Covid-19 Sputnik V.
Baca juga: Penularan Covid-19 pada Remaja Usia 16-17 Tahun Paling Tinggi Dibanding Semua Kelompok Usia di AS
"Bulan lalu, kepala BPOM RI telah mengunjungi Rusia untuk secara langsung meninjau fasilitas-fasilitas produksi vaksin Sputnik V," kata Retno.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan bahwa Sputnik V Rusia sudah dalam proses registrasi di BPOM Indonesia.
Atas dasar itulah, Pemerintah Rusia sangat mendukung upaya Pemerintah Indonesia yang tengah gencar melawan virus Covid-19 ini.
Baca juga: Alasan Jabodetabek sebagai Daerah Prioritas Pemberian Vaksin Jenis Pfizer
"Kami berharap dalam waktu dekat Indonesia juga bisa menggunakan Sputnik V."
"Rusia memandang Indonesia sebagai mitra utama di Asia Tenggara. Oleh karena itu, Pemerintah Rusia sangat mendukung Pemerintah Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19 ini," ujar Dubes Lyudmila Vorobieva beberapa waktu yang lalu.

Data dari RDIF juga menyebutkan, jika Pemerintah Indonesia dan RDIF sepakat bekerja sama untuk memproduksi vaksin Sputnik.
Hal ini akan menambah daftar sejumlah negara yang telah bekerja sama dengan Rusia dalam hal memproduksi vaksin Sputnik.
Sebelumnya tercatat negara-negara seperti Italia, China, Brazil, India, dan Korea Selatan telah bekerja sama dengan Rusia untuk memproduksi vaksin Sputnik di luar Rusia.
Baca juga: 4 Tips NHS untuk Cegah Kanker Serviks, Vaksinasi hingga Lakukan Hubungan Seksual yang Aman
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)