TRIBUNHEALTH.COM - Bila mendengar istilah nuklir, seringkali masyarakat akan berpikir mengenai suatu senjata dan identik dengan Bom.
Padahal persepsi tersebut tidaklah sepenuhnya tepat.
Pasalnya nuklir memiliki beragam manfaat. Salah satunya pada bidang kesehatan.
Baca juga: Alasan Jabodetabek sebagai Daerah Prioritas Pemberian Vaksin Jenis Pfizer
Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter spesialis kedokteran nuklir, dr. As'ari As'ad SpKN-TM.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube TribunTimur, ia mengungkapkan nuklir pada ilmu kesehatan (kedokteran) dimanfaatkan dengan menggunakan radioaktif.
Bidang ini umumnya ditangani oleh profesi spesialis kedokteran nuklir.

Kedokteran nuklir merupakan salah satu cabang ilmu spesialis kedokteran yang memanfaatkan radioaktif untuk melihat suatu fungsi dari organ.
Sehingga dengan radioaktif ini dapat mendeteksi berbagai penyakit.
Baca juga: Drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Ungkap Alasan Perlu Datang ke Dokter Gigi selama 6 Bulan Sekali
Pelayanan kedokteran nulir memiliki 3 jenis. Meliputi:
1. In vitro
2. In vivo
3. dan terapi.
Baca juga: dr. Ahmad Ashraf Amalius: Mencegah Masalah pada Mata dengan Penggunaan Gadget secara Bijak
Manfaat bagi Masyarakat
Ilmu kedokteran nuklir dapat mendeteksi berbagai penyakit.
Profesi ini masih sangat terbatas di Indonesia.

Meski demikian, ilmu ini dapat memberikan suatu metode penyembuhan melalui terapi.
Baca juga: dr. Ahmad Ashraf Amalius, Sp.M(K) Ungkap Anjuran yang Tidak Boleh Dilakukan Pasca Operasi Katarak
Terlebih pada pasien dengan kondisi kanker tiroid.
"Meskipun terapi ini belum berkembang seperti di luar negri, namun kita juga bisa melakukan terapi."
"Terapi yang menggunakan radioaktif ini sangat terbatas. Terkhusus pada pasien penderita kanker tiroid," ungkap As'ari.
Baca juga: dr. Luciana Intanti Putrijaya, Sp.A Ungkap Dampak Terburuk bila Anak Terlalu Banyak Bermain Gadget
Penjelasan Dokter spesialis kedokteran nuklir, dr. As'ari As'ad SpKN-TM. ini dikutip dari tayangan YouTube TribunTimur, 13 Agustus 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)