TRIBUNHEALTH.COM - Selama pandemi banyak orang yang malas berolahraga karena harus memakai masker ataupun harus menjaga jarak selama olahraga.
Banyak orang beranggapan olahraga menggunakan masker tidaklah nyaman.
Namun jika ingin berolahraga tanpa menggunakan masker dan berjaga jarak, olahraga tersebut bisa dilakukan di rumah saja.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Eleonora Mitaning Christy, M.Gizi, Sp.GK memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jatim Official.
dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK memaparkan jika jangan takut menggunakan masker saat berolahraga.
Namun memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat olahraga menggunakan masker, terutama bagi mereka yang melakukan olahraga berat.
Baca juga: dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK: Berat Badan Naik Akibat Tidak Seimbangnya Energi pada Tubuh

Misalnya olahraga lari jarak jauh atau olahraga bersepeda dengan kecepatan tinggi.
Apalagi bagi pemula yang jarang melakukan olahraga sebelumnya, maka harus diperhatikan baik-baik sebelum olahraga.
"Jadi kalau kita pakai masker dan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, sedangkan kita belum adaptasi dengan hal tersebut, takutnya nanti akan mengganggu sirkulasi udara," papar dr. Eleonora.
Lalu bagaimana jika ingin melakukan olahraga namun harus menggunakan masker?
dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK memberikan tips mengenai olahraga di masa pandemi.
- Memilih olahraga yang nyaman dan sesuai dengan tubuh kita
- Memilih olahraga dengan intensitas yang sedang
"Olahraga dengan intensitas sedang seperti jalan dengan kecepatan kira-kira 4 km/jam, bersepeda dengan kecepatan kira-kira 16 km/jam."
Baca juga: dr. Eleonora Mitaning C,M.Gizi,Sp.GK: Gunakan Aplikasi Pemesan Makanan dengan Bijak Saat Sedang Diet

- Melakukan olahraga di rumah sehingga tidak perlu menggunakan masker
- Jika olahraga di luar dan menggunakan masker, maka setelah berkeringat masker harus diganti
Hal ini dilakukan supaya sirkulasi udaranya bagus.
dr. Eleonora menjelaskan durasi olahraga dalam sehari kira-kira 30 menit, jadi kalau seminggu memiliki durasi 150 menit/minggu.
Ia melanjutkan jika 150 menit dalam satu minggu tersebut harus dibagi rata per hari. Jadi tidak boleh dilakukan hanya sehari atau dua hari saja.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Eleonora Mitaning Christy, M.Gizi, Sp.GK dalam tayangan YouTube Tribun Jatim Official pada 15 Maret 2021.