Breaking News:

Peneliti Berupaya Kenali Gejala Awal Covid-19 untuk Diagnosis, Jadi Acuan Perlu atau Tidaknya Swab

Sementara ini, penelitian menunjukkan gejala awal bisa berbeda-beda pada tiap kelompok usia dan jenis kelamin

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Surya/Ahmad Zaimul Haq
ILUSTRASI PENELITI COVID-19 -- FOTO: Petugas kesehatan melakukan aktivitas di ruang ekstraksi laboratorium biomolekuler Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Laboratorium biomolekuler PCR itu untuk melakukan uji laboratorium virus corona (Covid-19) melalui metode tes swab dengan kapasitas 500 tes per hari. 

TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona masih melanda seluruh dunia.

Berkembangnya virus varian baru menjadi perhatian lebih.

Dalam kasus ini, diagnosis dan pengobatan menjadi kunci keberhasilan menekan laju penularan Covid-19.

Para peneliti tengah berusaha untuk memperketat skrining awal Covid-19, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, Jumat (20/8/2021).

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, yang muncul di The Lancet, para peneliti mencapai tingkat keberhasilan 80% dalam mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 saat menggunakan gejala yang dilaporkan individu dalam waktu 3 hari sejak onset.

Baca juga: dr. Edward Pandu Sebut Tanpa Riwayat Sakit Paru-paru, Setiap Orang Berpotensi Terinfeksi Covid-19

Baca juga: dr. Edward Pandu Sebut Pasien yang Terinfeksi COVID-19 Akan Mengalami Kerusakkan Paru Hingga 3 Bulan

ilustrasi gejala covid
ilustrasi gejala covid (kompas.com)

Para peneliti dari King's College London kini telah mengembangkan model yang dapat memprediksi infeksi berdasarkan gejala awal yang dilaporkan sendiri.

Dalam studi itu, mereka juga mencari kombinasi gejala yang akan menjadi indikasi awal infeksi.

Studi ini menggunakan kumpulan data besar dari hampir 200.000 peserta yang melaporkan sendiri gejalanya melalui aplikasi Studi Gejala COVID.

Aplikasi ini adalah aplikasi kesehatan seluler yang dikembangkan ZOE di London, dengan ilmuwan dari King's College London di Inggris dan Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston.

Claire Steves, salah satu penulis penelitian dan dosen klinis senior di King's College London, melihat data yang dikumpulkan tim dari aplikasi sebagai sarana untuk menyatukan pasien, petugas kesehatan, dan peneliti.

ilustrasi dampak psikologis akibat covid
ilustrasi dampak psikologis akibat covid (Kompas.com)

Baca juga: Amerika Serikat Izinkan Penggunaan Darurat Obat Sotrovimab sebagai Obat Terapi Covid-19

Baca juga: dr. Aditya, M.Biomed Menjelaskan Hal yang Perlu Diketahui tentang Long Covid

2 dari 2 halaman

Dalam sebuah wawancara dengan The Conversation, dia berkata, “para peneliti di seluruh negeri dapat menggunakan data ini untuk memetakan penyakit dengan lebih baik.”

Sementara model diagnostik sumber tepercaya lainnya berfokus pada informasi yang dikumpulkan peneliti di puncak gejala, model terbaru ini menggunakan 3 hari pertama gejala yang dilaporkan sendiri.

Ketika dioptimalkan, model dapat berfungsi sebagai proxy untuk diagnosis klinis, yang menunjukkan perlunya tes swab atau isolasi diri sambil menunggu hasil tes.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSwab TestGejala Covid-19virus coronaMedical News Today
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved