Breaking News:

dr. Edward Pandu Sebut Pasien yang Terinfeksi COVID-19 Akan Mengalami Kerusakkan Paru Hingga 3 Bulan

Menurut dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) penderita paru yang terinfeksi COVID-19 disarankan untuk konsumsi makanan-makanan yang bergizi.

kompas.com
Ilustrasi infeksi paru paru, dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) sarankan untuk patuhi protokol kesehatan 

TRIBUNHEALTH.COM - Di masa pandemi setiap orang diwajibkan untuk memakai masker.

Penderita paru yang terinfeksi COVID-19 disarankan untuk konsumsi makanan-makanan yang bergizi.

Melakukan olahraga secara teratur.

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.

Selain itu rajin berjemur di bawah terik matahari.

Baca juga: Amerika Serikat Izinkan Penggunaan Darurat Obat Sotrovimab sebagai Obat Terapi Covid-19

Serta mematuhi protokol kesehatan.

Dokter menyebutkan jika sebenarnya prinsip untuk melakukan pencegahan sederhana.

Namun maknanya sangat luar biasa.

Ilustrasi seseorang sedang berjemur, dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) sarankan untuk sering berjemur
Ilustrasi seseorang sedang berjemur, dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) sarankan untuk sering berjemur (tribunnews.com)

Daya matahari yang bagus untuk berjemur adalah tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Dokter sebut bisa dilakukan pada waktu sekiar jam 10.

2 dari 4 halaman

Karena sinar matahari jam 10 hingga jam 12 mampu membuat tubuh menghasilkan reseptor vitamin D.

Sehingga bagus untuk sistem pertahanan tubuh.

Sebenarnya berjemur harus melihat situasi dan kondisi.

Kita juga harus memperhatikan situasi dan kondisi di masing-masing daerah tempat tinggal.

Minimal melakukan berjemur selama 15 menit.

Banyak sekali dampak yang dirasakan paru-paru jika terinfeksi COVID-19.

Pertama adalah terjadinya sumbatan jalan nafas oleh lendir yang begitu kental.

Ketika terjadi infeksi maka terjadi hipersekresi cairan lendir.

Lendir tersebut lumayan kental.

Inilah yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam bernafas.

3 dari 4 halaman

Kemudian terjadi batasan udara.

Baca juga: Mengenal Perawatan Kecantikan Wajah, Snow White Light Peel Treatment Bersama dr. Carmelita Christina

Udara yang masuk tidak seperti pada paru-paru sehat.

Sehingga udara yang masuk akan terbatas.

Hal ini mengakibatkan suplai oksigen menjadi kurang.

Selain itu juga dapat terjadi kerusakkan paru.

Kerusakkan paru bisa bersifat permanen dan bisa juga bersifat sementara.

Profil dr. Edward Pandu Wiriansya, Sp.P. (K).
Profil dr. Edward Pandu Wiriansya, Sp.P. (K). (Dokumen pribadi dr. Edward Pandu Wiriansya, Sp.P. (K).)

Namun berdasarkan pengalaman dokter, pasien-pasien yang terinfeksi COVID-19 untuk gejala sedang dan berat terjadi beberapa kerusakkan paru yang bertahan sampai 3 bulan.

Dimana biasa disebut sebagai fibrotik.

Jaringan paru tidak elastis akibat fibrotik.

Sehingga saat sudah sembuh masih batuk.

Baca juga: Keluhan yang Muncul pada Pengguna Kawat Gigi, Begini Ulasan Dr. drg Eddy Heriyanto Habor, Sp.Ort (K)

4 dari 4 halaman

Penjelasan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Agustus 2021.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comkesehatan paru-paruCovid-19dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P (K)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved