TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Andreas Prasadja, berbicara mengenai insomnia dalam program Ayo Sehat Kompas TV.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan penelitian menyebut wanita lebih rentan mengalami gangguan tidur ini.
"Dalam berbagai penelitian memang dinyatakan bahwa wanita itu lebih rentan untuk mengalami insomnia," paparnya dikutip TribunHealth.com.
Kendati demikian, dia mengatakan pria juga tetap bisa mengalami insomnia.
"Tapi bukan berarti pria tidak bisa juga. Sama saja sih sebenarnya."
Lalu apa yang bisa menjadi solusi?
Baca juga: dr. Fiarry Fikaris Menyampaikan Gel Rambut dan Make Up Harus Dibilas sebelum Tidur
Baca juga: Dokter Sebut Olahraga sebelum Tidur Bisa Picu Insomnia, Beri Jeda Agar Tetap Bisa Tidur Nyenyak

dr. Andreas Prasadja menyebut obat tidur bisa digunakan ketika insomnia tengah parah.
Kendati demikian, dia menegaskan obat tidur bukan solusi jangka panjang.
"Dalam tahap akut, artinya baru nggak bisa tidur, lagi parah-parahnya, bisa (mengonsumsi obat tidur). Tapi bukan untuk solusi jangka panjang," katanya dalam program yang tayang pada Kamis (1/7/2021) itu.
Satu di antara solusi yang bisa dilakukan adalah cognitif behavioral therapy for insomnia.
Baca juga: Jika Sesekali Sulit Tidur, Apa Sudah Bisa Dikatakan sebagai Insomnia?
Pada terapi ini, dokter akan memantau perilaku tidur pasien.
Berbagai catatan yang didapat nantinya akan dianalisis dan dievaluasi.
Penanganan insomnia yang tepat penting untu dilakukan.
Pasalnya gangguan ini punya berbagai dampak negatif.

Baca juga: Hati-hati, Pola Tidur Memengaruhi Terjadinya Stroke, Begini Penjelasan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum
Baca juga: Dokter Anjurkan untuk Membersihkan Gel Rambut sebelum Tidur Agar Tidak Menyumbat Pori-pori
Biasanya, orang yang insomnia akan mengalami beberapa hal sebagai berikut.
- Sulit memulai tidur
- Mudah terbangun saat tidur dan sulit tidur kembali
- Mudah tidur tapi bangun terlalu dini
- Selalu bisa tidur namun tidak mencapai fase tidur dalam atau nyenyak
Akibatnya saat bangun tidur penderita insomnia merasa lelah dan mengantuk.
Konsekuensinya, saat beraktivitas pagi hingga siang mudah mengantuk dan mudah marah.
Jika insomnia berlangsung dalam jangka panjang, maka rentan menimbulkan penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)