TRIBUNHEALTH.COM - Kita ketahui saat ini kasus pandemi COVID-19 di Indonesia masih naik turun.
Akibat tingginya kasus positif COVID-19 menyebabkan kapasitas ruangan di rumah sakit terpenuhi.
Sehingga banyak sekali pasien positif yang tidak mendapatkan ruang di rumah sakit.
Pada akhirnya pasien isolasi mandiri di rumah.
Dilansir oleh Tribunhealth.com, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, dan eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama menjelaskan hal ini dalam tayangan YouTube Tribunnews edisi 23 Juli 2021.
Baca juga: Apa Saja yang Harus Kita Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Jantung?
Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, masyarakat perlu mengetahui berapa kasus baru dan berapa tes yang dilakukan pada hari tersebut.
Selain itu, yang sangat penting adalah positivity rate atau angka penularan.

Hal ini dikarenakan positivity rate menunjukkan sedang banyak penularan COVID-19 di masyarakat atau tidak.
Dibandingkan dengan negara lain sangat jarang sekali menunjukkan angka 30%.
Di Asia sebagian besar menunjukkan angka 3% atau 4%.
Sedangkan di Indonesia menunjukkan angka 30%.
Artinya penularan di masyarakat sedang tinggi-tingginya.
Maka dari itu risiko untuk tertular besar.
Maryarakat juga perlu mengetahui berapa banyak jumlah yang meninggal.
"Karena kalau jumlah kasus 50.000, 40.000, 30.000 itukan orang yang sakit dan dia bisa sembuh nantinya mudah-mudahan," ujar Prof. Tjandra.
Baca juga: Selain Bertambahnya Usa, Penuaan Dini Disebabkan Pola Hidup Tidak Sehat
"Tapi kalau sudah meninggal, mau 1 orang pun itu sudah meninggal dan tidak bisa kembali lagi," tambahnya.
"Jadi kalau ada 1.000, kemudian kemarin yang paling tinggi ada 1.400 itu indikator yang sangat menyedihkan sebenarnya, jadi itulah cara membaca laporan yang setiap hari keluar."
Dirjen Kesehatan Manusia menyebutkan, akibat varian delta 100 orang bisa menulari sampai 500 hingga 800 orang.
Itulah yang harus dipelajari dari angka yang setiap hari keluar.
Penjelasan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, dan eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews edisi 23 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.