TRIBUNHEALTH.COM - Hiperemesis gravidarum berbeda dengan morning sickness.
Morning sickness hanya terjadi pada saat pagi hari dan ibu hamil mengalami mual serta muntah.
Sedangkan hiperemesis gravidarum mual dan muntah yang tejadi sepanjang hari.
Bisa terjadi mulai dari pagi, siang, sore, dan malam.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.Kes., M.H. dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Healthy Talk edisi 03 Juli 2021 terkait perbedaan hiperemesis gravidarum dan morning sickness.
Baca juga: Wajah Tampak Kempot karena Gigi Patah, Apa Bisa Kembali Normal jika Pasang Gigi Palsu Dok?
Baca juga: Lebih Mudah Menyebar, Virus Corona Varian Delta Diprediksi Dominasi Kasus di Eropa pada Agustus 2021
Mual dan muntah yang terjadi pada hiperemesis gravidarum melebihi 5 sampai 10 kali dalam satu harinya.
Sehingga setiap ada sesuatu akan terjadi mual dan muntah.
Kondisi ini seringkali membuat para ibu hamil tidak nyaman dalam kehamilannya.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab hiperemesis gravidarum.
Bisa dipicu dari aroma-aroma menyengat.
Namun penyebab secara klinis adalah peningkatan kadar hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
Dimana hormon pada ibu hamil mengalami peningkatan yang sangat tinggi.
Sehingga mengakibatkan ibu hamil mengalami muat dan muntah yang berlebih.
Peningkatan hormon HCG bisa dipicu oleh aroma atau asam lambung yang meningkat secara drastis.
Gejala yang paling sering terjadi yaitu ibu hamil mengeluhkan pusing.
Kemudian hidung menjadi lebih sensitif.
Baca juga: Meski Hanya Satu Dosis, Vaksin Johnson & Johnson Masih Efektif Tangkal Virus Corona Varian Delta
Baca juga: Gusi Berdarah saat Pertama Kali Lakukan Dental Floss, Lebih Baik Diteruskan atau Dihentikan?
Seperti saat mencium aroma parfum ataupun masakan, ibu hamil menjadi mual dan muntah.
Air liur yang berlebih, asam lambung yang meningkat juga menjadi gejala yang sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
Dapat juga dikarenakan tidak adanya makanan yang masuk sehingga terjadi susah buang air besar atau konstipasi.
Dokter menegaskan jika gejala yang terjadi pada hiperemesis gravidarum memang cukup banyak.
Penjelasan Dokter Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.Kes., M.H. dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Healthy Talk edisi 03 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.