Breaking News:

Penjelasan dr. Siti Nadia Tarmizi jika Varian Baru COVID-19 Lebih Cepat Menular

Sampai saat ini jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi di Indonesia masih sangat efektif untuk mengatasi dan memberikan proteksi perlindungan.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
manado.tribunnews.com
Ilustrasi varian baru virus corona terdeteksi di Indonesia 

TRIBUNHEALTH.COM - Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa tenaga kesehatan tetap melakukan upaya percepatan vaksinasi.

Walapun kita ketahui bahwa ada varian-varian baru dari virus corona asal India, Inggris, dan Afrika Selatan.

Sampai saat ini jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi di Indonesia masih sangat efektif untuk mengatasi dan memberikan proteksi perlindungan tubuh.

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi dalam tayangan YouTube KOMPAS TV edisi 16 Juni 2021 tentang terdeteksinya 3 varian baru virus corona.

Baca juga: Dokter Ungkap Beberapa Jenis Kontrasepsi Non Hormonal, Salah Satunya Dapat Digunakan oleh Pria

Baca juga: Meningkatnya Hormon Gonadotropin Berisiko Terkena Kanker Ovarium Lebih Tinggi, Begini Ulasan Dokter

Kita sudah melihat pada varian Inggris apa yang terjadi dengan peningkatan kasus yang sangat tinggi di Inggris.

Akan tetapi juga kita lihat lagi varian dari Afrika Selatan yang kemudian varian tersebut juga lebih meningkatkan keparahan penyakit.

Varian ini memang tidak terlalu cepat menular seperti varian Inggris.

Namun varian Afrika Selatan lebih cepat membuat seseorang fasenya menjadi berat.

Ilustrasi mutasi virus corona yang harus diwaspadai
Ilustrasi mutasi virus corona yang harus diwaspadai (jatim.tribunnews.com)

Kemudian yang ketiga adalah varian yang benar-benar sudah kita lihat apa yang terjadi di India.

Kita lihat seperti Tsunami India meningkatkan kecepatan penularannya 60% lebih cepat daripada varian Inggris.

2 dari 4 halaman

Tentunya kondisi ini menjadi kewaspadaan kita di tengah lonjakan kasus yang terjadi karena pergerakkan mobilitas masyarakat pasca lebaran.

Ditambah lagi bebannya dengan varian baru.

Ada 2 masalah yang sedang kita hadapi terkait virus corona.

Kita ketahui di mana yang terpenting adalah bagaimana membatasi penularan dari sebuah virus.

Di mana kita semua harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Membatasi mobilitas dan menghindari banyak kerumunan menjadi sangat penting diperhatikan.

Karena varian baru lebih cepat menular.

Jangan sampai kita melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting di luar rumah.

Serta harus menghindari kerumunan.

Karena sebentar saja keluar dari rumah dapat membuat kita tertular.

3 dari 4 halaman

Hal ini dikarenakan ada varian baru yang sangat cepat sekali menular.

Selain itu kita juga harus meningkatkan deteksi dini.

Karena dengan deteksi dini jika kita sakit harus segera melakukan isolasi.

Penanganan dini menjadikan penyakit tidak terlalu berat.

Baca juga: Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Jelaskan Perbedaan Antara Kanker Serviks dan Kanker Ovarium

Baca juga: Dokter Ungkap Kekurangan Asam Folat, Vitamin, dan Zat Besi Jadi Faktor Pemicu Sariawan

Baca juga: Jenis-jenis Stomatitis Aphtosa Rekuren yang Lebih Sering Menyerang Perempuan, Simak Ulasan Dokter

Selain itu kita juga bisa menghentikan penularan terhadap orang lain dengan menghentikan rantai penularan tersebut.

Pada prinsipnya varian baru tersebut selama tidak bisa menemukan manusia sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang biak, maka dia akan kalah dengan sendirinya.

Hal ini sangat membutuhkan dukungan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.

Selain itu, juga bersedia di vaksin.

Karena masih banyak sekali masyarakat yang enggan di vaksin.

Penjelasan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPAS TV edisi 16 Juni 2021.

4 dari 4 halaman

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comvirus coronaSiti Nadia Tarmizivarian virus covid-19Covid-19
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved