Breaking News:

Dokter Ungkap Kekurangan Asam Folat, Vitamin, dan Zat Besi Jadi Faktor Pemicu Sariawan

Faktor predisposisi defisiensi nutrient atau mikro elemen terkait asam folat, vitamin B12 dan kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya sariawan.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
Freepik.com
Ilustrasi sariawan pada seorang wanita yang dapat disebabkan karena penurunan hormon estrogen 

TRIBUNHEALTH.COM - Sariawan secara spesifik tidak ada penyebab pastinya.

Tetapi ada faktor-faktor yang kita sebut sebagai predisposisi atau hal yang bisa memicu munculnya sariawan pada seseorang.

Diantaranya yang pertama adalah faktor genetik.

Umumnya apabila orang tua kita kebetulan dimasa mudanya sering sariawan, umumnya kita juga akan mengalaminya.

Dilansir oleh Tribunhealth.com hal ini disampaikan menurut penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter tentang faktor-faktor pemicu sariawan.

Baca juga: Dok, Apakah Kolesterol dapat Memengaruhi Kinerja Organ Lainnya?

Baca juga: Makanan Apa Saja yang Harus Dihindari oleh Penderita Kolesterol, Dok?

Terbukti jika faktor genetik memiliki peran.

Kemudian yang kedua apabila seseorang kembar dan kembarnya dari 1 sel telur biasanya kembarannya juga akan mengalami hal yang serupa.

Tetapi jika dari 2 sel telur bisa berbeda.

Ilustrasi bentuk stomatitis aphtosa rekuren minor
Ilustrasi bentuk stomatitis aphtosa rekuren minor (kompas.com)

Misalkan yang 1 mudah sariawan dan yang lainnya tidak.

Kemudian yang berikutnya adalah faktor yang sifatnya alergi.

2 dari 4 halaman

Tetapi kondisi ini tidak menjadi sebuah kepastian.

Ini hanyalah predisposisi atau hal yang terkadang muncul.

Alergi disini dalam artian jika ada alergi makanan, bisa juga bahan-bahan kimia.

Kondisi ini perlu diperhatikan karena beberapa sariawan dipicu juga oleh reaksi hipersensitif atau alergi seseorang terhadap pasta gigi yang di dalamnya mengandung detergen.

Idealnya jika memilih pasta gigi jangan yang ada kandungan Sodium laureth sulfate (SLS).

Ciri khasnya adalah berbusa yang cukup banyak.

Kandungan tersebut memicu terjadinyan alergi, kekeringan rongga mulut termasuk kondisi alergi yang bisa memicu kejadian stomatitis aphtosa.

Selain itu, ada juga faktor predisposisi defisiensi nutrient atau mikro elemen terkait asam folat, vitamin B12 dan kekurangan zat besi.

Umumnya orang menduga jika kondisi sariawan adalah kekurangan vitamin C.

Baca juga: Apakah Whitening Strips dapat Memutihkan Gigi Tambalan, dok?

Baca juga: Dokter Jelaskan Waktu Gosok Gigi yang Tepat, Bukan setelah Bangun Tidur

Fakta ini harus diperhatikan.

3 dari 4 halaman

Bahwa ternyata defisiensi yang biasanya terkait langsung dengan kejadian stomatitis aphtosa recuren adalah kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi.

Dan untuk bisa membuktikannya biasanya dokter harus melakukan pemeriksaan laboratorium.

Sehingga dokter bisa mengetahui apakah seseorang memang mengalami defisiensi nutrient tersebut.

Kemudian yang paling umum dialami oleh pasien yang biasa dikeluhkan adalah kondisi psikologis atau kondisi stres.

Kondisi ini terkait dengan peningkatan hormon kortisol yang biasa dialami oleh seseorang yang yang sedang stres.

Kemudian kondisi tersebut dikaitkan dengan kejadian stomatitis aphtosa yang sering muncul.

Selanjutnya adalah kondisi general atau kondisi kesehatan umum.

Salah satunya adalah terkait hormonal.

Ilustrasi sariawan pada bibir
Ilustrasi sariawan pada bibir (Tribunnews)

Bagi mereka yang sedang di fase menstruasi, biasanya di fase-fase awal hormon estrogennya akan menurun.

Penurunan hormon estrogen bisa mengurangi proses keratinisasi.

4 dari 4 halaman

Dalam rongga mulut, dalam permukaan jaringan rongga mulut atau jaringan lunak mukosa juga terdapat proses yang bersifat seluler.

Kondisi ini menjadi berkurang sehingga menjadi lebih rentan terkait kejadian sariawan.

Kondisi ini juga dialami oleh mereka yang kebetulan berada di fase menopause.

Baca juga: Kenali Gangguan Prostat dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat di Hari Tua

Baca juga: Ketahui Dua Jenis Hipertensi yang Harus Diwaspadai dari Dokter Spesialis Jantung

Kaitanya sama.

Karena hormon estrogen dalam tubuh seseorang sudah berbeda oleh proses alamiah.

Faktor lain yang dapat memengaruhi adalah imunitas tubuh.

Selain itu juga ada faktor infeksi lokal.

Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 30 April 2021.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSkincareperawatan kulitpenjelasan dokterMuhammad Fiarry Fikaris
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved