TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit demensia alzheimer bisa memicu perubahan perilaku pada fase yang sudah berat.
Fakta itu dipaparkan oleh Dokter Spesialis Saraf, dr. Debby Amelia menjelaskan tentang demensia alzheimer dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Kamis (17/6/2021).
"Sebetulnya kalau sudah perubahan perilaku itu berarti sudah ke yang menengah ke berat," paparnya dikutip TribunHealth.com.
Sebagai informasi, domain utama penyakit alzheimer adalah gangguan memori.
Hal ini membuat kemampuan memori jangka pendek penderita mengalami penurunan fungsi.
Baca juga: Tak Cuma Bikin Masalah, Kolestrol Juga Punya Sederet Manfaat, Berperan Penting dalam Syaraf Otak
Baca juga: Bagaimana Cara Membantu Perkembangan Otak Anak?

Akibatnya, mereka kerap lupa dengan hal-hal sederhana yang dilakukan.
"Jadi dia lupa bagaimana dia menaruh barang," contoh dr. Debby Amelia.
Sementara pada tahap yang lebih berar, penderita bisa mengalami perubahan perilaku.
Pada orang yang mengalami alzheimer, bagian otak yang bernama hippocampus akan mengalami pengecilan.
Padahal bagian tersebut bertanggung jawab untuk melakukan pemrosesan memori.
Semakin parah alzheimer yang diderita, maka perenggangan semakin besar.
Begitu pula dengan hippocampus yang semakin mengecil.
Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Epilepsi, Bisa karena Tumor pada Area Otak
Baca juga: Waspadai Gejala Abses Otak atau Penumpukan Nanah yang Dapat Berdampak Pada Mental

Penyakit ini jarang dideteksi dini.
Pasalnya orang awam kerap menganggap demensia alzheimer sebagai pikun.
Jadinya, penderita justru dimaklumi dan tidak segera mendapat perawatan.
"Ah itu pikun, maklum saja," dr Debby mencontohkan.
"Jadi seperti slogan kita di demensia alzheimer, jangan maklum dengan pikun."
"Karena domain pertama yang diserang itu memori," tandasnya.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)