Breaking News:

Menggertakkan Gigi Saat Tidur Berbahayakah Untuk Kesehatan Gigi dan Gusi?

Menggertakkan gigi merupakan kebiasaan yang dilakukan saat tidur tanpa disadari. Lalu apakah mengertakkan gigi itu baik untuk kesehatan gigi dan gusi?

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
tribunnews.com
ilustrasi bruxism 

TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan seseorang menggertakkan gigi saat tidur memang tidak disadari.

Menggertakkan gigi ini dalam istilah lainnya adalah Bruxism.

Bruxism adalah salah satu kondisi ketika seseorang menggertakkan, menggesekkan gigi secara tidak sadar dan menjadi suatu kebiasaan.

Hal ini terjadi karena gangguan komponen sistem pengunyahan akibat aktivitas parafungsional area pengunyahan, gigi dan mulut, dari fungsi normalnya.

Kasus ini banyak dialami, tetapi biasanya yang menyadari hal tersebut bukan sang penderita atau orang lain.

Karena sebagian besar dilakukan pada saat tertidur.

ilustrasi bruxism
ilustrasi bruxism (tribunnews.com)

Baca juga: 10 Tanda Penurunan Kadar Hormon Testosteron Menurut Medical Sexologist

Bruxism terbagi menjadi dua, yaitu:

- Bruxism primer: muncul bukan karena suatu kondisi medis tertentu

- Bruxism sekunder: muncul karena suatu kondisi medis tertentu

Berdasarkan waktu kemunculannya, bruxism juga dibagi menjadi dua jenis:

2 dari 4 halaman

- Bruxism saat terjaga (awake bruxism) terjadi saat sedang terjada dan tidak disadari serta biasanya pada siang hari

- Bruxism saat tidur (sleep bruxism) terjadi saat sedang tidur

Kasus yang terjadi pada bruxism adalah kasus-kasus yang berlangsung ketika gigi geligi rahang atas bertemu dengan gigi geligi rahang bawah.

Dan biasanya terjadi proses menggigit dengan keras atau mengatupkan rahang atas dan rahang bawah dengan keras yang biasanya menimbulkan suara tertentu.

ilustrasi bruxism
ilustrasi bruxism (tribunnews.com)

Baca juga: Varian Baru Corona B1525 Ditemukan di Indonesia, Dibawa dari Malaysia

Ada beberapa tanda yang bisa diberitahukan kepada penderita selain direkam, secara klinis tanda-tandanya sebagai berikut:

- Atrisi, biasanya pada permukaan daya gigit gigi-gigi depan baik rahang atas atau rahang bawah terjadi pengikisan.
Begitupun pada gigi rahang belakang juga terjadi pengikisan.

Ada proses pengurangan enamel pada giginya.

- Afraksi, biasanya terjadi pada area yang dekat dengan langit-langit kepala tinal

- Fraktur (gigi yang pecah)

Akibat terjadinya proses bruxism, karena terjadi pengurangan atau hancurnya lapisan pertama gigi sehingga membuka lapisan kedua gigi dentint.

Baca juga: Cegah Baby Bottle Tooth Decay, Pembusukan Gigi Bayi Akibat Penggunaan Dot atau Botol

3 dari 4 halaman

Maka pasien bisa mengalami kondisi sensitive dentint. Rasa ngilu pada giginya.

Hal itu bisa memicu kejadian kelainan jaringan periodontal atau jaringan pendukung gigi.

Termasuk kaus gigi nyeri berkepanjangan ketik gangguannya sudah mencapai area yang melibatkan pulpa gigi.

Temporomandibular joint adalah persendian yang menghubungkan rahang atas dan rahang bawah pada area tersebut, bisa mengalami gangguan atau bisa disebut temporomandibular joint disorder.

Bruxism memiliki pengaruh tidak ideal pada jaringan gigi, jaringan pendukung gigi, pada persendian temporomandibular joint, termasuk pada kondisi keluhan nyeri pada kepala.

Penyebab bruxism:

- Emosi (stress, kemarahan, kecemasan, frustasi)

- Gangguan tidur

- Medikasi (efek samping obat tertentu)

- Gaya hidup

4 dari 4 halaman

- Masalah pada rahang

Komplikasi yang bisa terjadi akibat bruxism seperti berikut:

- Kerusakan pada gigi atau dagu

- Sakit kepala

- Rasa sakit pada wajah

- Kelainan di otot temporomandibular, otot yang terletak di depan telinga, yang mungkin terkadang berbunyi saat membuka dan menutup mulut.

Baca juga: Mengenali Gejala Peradangan Sendi Osteoarthritis

Biasanya bruxism tidak memerlukan perawatan medis

Bad habit broxism bisa berimbas tidak ideal bagi kesehatan kita.

Namun dalam beberapa kasus yang berat, diperlukan perawatan yang meliputi perawatan gigi, terapi, maupun konseling, dan obat-obatan.

Jika bruxism disebabkan oleh kondisi psikologis seperti stres, cemas, marah dan frustrasi, maka berkonsultasilah dengan psikolog, psikiater, atau ahli kesehatan mental lainnya untuk mencari cara mengurangi gangguan psikologis tersebut.

Ini disampaikan di channel YouTube Tribunnews.com dalam acara Sapa Dokter, Bersama drg. R. Ngt. Anastasia Ririen. Jumat (5/3/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Menggertakkan Gigikonsultasi gigi dan mulutbruxismKesehatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved