TRIBUNHEALTH.COM - Sindrom baby blues adalah sebuah istilah yang sangat umum digunakan untuk para ibu yang baru melahirkan dan mengalami trauma pasca melahirkan.
Stres pasca melahirkan yang berujung depresi pasca melahirkan.
Dari kata baby berkaitan dengan kelahiran bayi.
Blues yang berawal dari kata blue atau biru kerap digunakan untuk menggambarkan emosi tertentu seperti galau, sedih, hingga murung.
Kesedihan yang terus menerus maupun murung pasca melahirkan dikaitkan dengan sindrom baby blues.
Bayi hadir karena diinginkan oleh orang tua.
Baca juga: Dokter Jelaskan Cara Hindari Penyakit Jantung Bawaan pada Anak, Bisa Picu Kematian pada Bayi
Baca juga: Dokter Jelaskan Sederet Penyebab Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi, Salah Satunya Efek Samping Obat

Pengalaman hamil, mengandung seorang bayi kemudian melahirkan merupakan pengalaman yang luar biasa bagi seorang perempuan.
Banyak yang mengidam-idamkan untuk menjadi seorang ibu.
Setelah melahirkan bayi perempuan akan merasa sempurna.
Bagi sebagian orang menjadi seorang ibu merupakan pengalaman yang indah dan dapat memberikan kebahagiaan.
Pada saat seseorang hamil, struktur hormon di dalam tubuh akan berubah sangat drastis.
Sehingga akan menyebabkan mood yang mudah berubah-ubah.
Saat melihat bentuk tubuhnya yang berubah, hal ini dapat mempengaruhi banyak hal.
Kemudian saat setelah melahirkan, hormonnya belum stabil.
Saat melihat bayinya akan muncul kecemasan yang luar biasa tentang kemampuannya menjadi seorang ibu.
Baca juga: Bayi Bisa Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan, Ada yang Serius dan Ada yang Sembuh Sendiri
Baca juga: Apakah Penggunaan Sabun Bayi Saja Sudah Efektif Membunuh Virus, Dok?
Perempuan bisa merasa takut untuk menjadi ibu yang sempurna, sehingga timbul rasa ragu bisa atau tidak untuk menjadi seorang ibu.
Hal ini memicu masalah psikologis.
Biasanya puncak kegalauan yang dialami ibu di minggu pertama setelah melahirkan 3 hingga 5 hari.
Umumnya kondisi ini akan berlangsung selama 2 minggu.
Setelah itu, jika sang ibu bisa recovery, ia akan pulih dan mulai jatuh cinta dengan bayinya.
Namun ada sebagian orang yang membutuhkan waktu lebih lama.

Jika kondisi ini berlangsung hingga 2-3 bulan akan menjadikan seorang ibu depresi.
Hal ini menjadikan kualitas sang ibu terganggu.
Sehingga sangat dianjurkan untuk konsultasi ke psikolog jika kondisi ini belum berakhir.
Biasanya orang yang depresi, reaksinya akan masuk ke dalam dirinya.
Keputus asaan, kegalauan, dan kemurungan ada di dalam dirinya.
Agresi di tunjukkan untuk diri sendiri, bukan kepada sang bayi.
Lantas, apa yang bisa dilakukan keluarga untuk membantu ibu yang baru melahirkan?
Menunjukkan rasa empati yang tercermin di dalam perilaku.
Dengan cara membantu sang ibu mengurus bayi agar sang ibu dapat beristirahat.
Sehingga sang ibu tidak merasa sendirian.
Baca juga: Ada Dua Jenis Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir, Kenali Gejala-gejalanya
Baca juga: Kenali Masalah Pertumbuhan Kaki pada Bayi dan Anak Agar Tak Ada Kelainan Bentuk
Efek yang ditimbulkan dari sindrom baby blues adalah kegalauan, kesedihan, murung, rasa tidak kompeten untuk bisa menjadi ibu yang sempurna.
Karena saat ini perempuan tidak hanya menginginkan seorang bayi, namun juga mengupayakan kesempurnaan sebagai seorang ibu.
Rasa tersebut dapat menghantuinya.
Yang dibutuhkan perempuan pasca melahirkan adalah orang yang mampu berempati.
Selain itu, tubuh ibu pasca melahirkan membutuhkan asupan nutrisi yang baik.
Tubuhnya harus fit, jiwanya jadi kuat.
Sehebat-hebatnya perempuan mensugesti dirinya, mengkondisikan dirinya untuk menjadi ibu yang hebat ternyata perempuan sangat membutuhkan suami untuk membuat dia yakin bahwa dia dicintai dan dia ibu yang baik untuk anaknya.
Sehingga peran suami sangat penting dalam menyembuhkan baby blues.
Baca juga: Dok, Apakah Teknik Bedong Pada Bayi Mempengaruhi Bentuk Kaki?
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita lain tentang kesehatan ada di sini