Breaking News:

Bagaimana Menjaga Kesehatan Kehamilan Saat Berpuasa? Berikut Penjelasannya

Kondisi perubahan fisiologis atau kondisi ibu hamil berbeda-beda di setiap trimester. Jika ingin berpuasa, dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
palu.tribunnews.com
Ilustrasi usia kandungan di trimester kedua 

TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan terbagi menjadi 3, yaitu trimester 1, trimester 2, dan trimester 3.

Trimester 1 batasnya hingga 12 minggu.

Trimester 2 hingga 27 atau 28 minggu.

Setelah itu, masuk di trimester 3.

Baca juga: Rumput Fatimah Apakah Bermanfaat untuk Ibu Hamil dok?

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Penderita Diabetes Aman Menjalankan Ibadah Puasa?

Kondisi perubahan fisiologis atau kondisi ibu hamil berbeda-beda di setiap trimester.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Fita Maulina menjelaskan jika pada trimester pertama ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa.

Karena secara umum, keluhan yang dirasakan sangat banyak terutama pada kehamilan anak pertama.

Keluhan yang kerap dirasakan yaitu terasa mual, muntah, hingga kram perut.

Baca juga: Mitos atau Fakta Ibu Hamil saat Berpuasa Air Ketubannya Semakin Berkurang, Dok?

Ilustrasi ibu hamil yang mencoba berinteraksi dengan janin di dalam kandungan
Ilustrasi ibu hamil yang mencoba berinteraksi dengan janin di dalam kandungan (jakarta.tribunnews.com)

Sehingga jika terdapat keluhan di trimester pertama, dokter tidak merekomendasikan untuk ibu hamil berpuasa.

Selain keluhan, pemeriksaan dokter berupa status gizi sebelum hamil seperti indeks massa tubuh, lingkar lengan atas juga sangat penting.

2 dari 4 halaman

Penyakit penyerta seperti darah tinggi, kencing manis, atau kelainan darah lainnya, hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi ibu hamil saat berpuasa.

Baca juga: Anjuran Menjalankan Puasa bagi Ibu Hamil & Menyusui Menurut Agama dan Kesehatan

Baca juga: Sebelum Persalinan, Ibu Hamil Wajib Rapid Test

Di trimester kedua, biasanya keluhan pasien adalah kekhawatiran.

Dimana khawatir mengenai tercapai atau tidaknya tumbuh kembang janin.

Trimester kedua lebih kepada psikologis ibu hamil.

Tidak semua ibu hamil mengalami pendarahan saat trimester pertama atau trimester kedua.

Pendarahan merupakan kondisi yang tidak wajar terjadi.

Jika terjadi pendarahan, harus segera dicari tahu penyebabnya.

Biasanya ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan pendarahan.

Baca juga: Apakah Mengonsumsi Lemon, Jeruk Nipis dan Kecap Saat Flu Aman untuk Ibu Hamil?

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Aman Mengonsumsi Obat Dexamethason saat Flu?

Yang pertama, kandungan atau rahimnya tidak kuat

Yang kedua, letak ari-ari atau plasenta di posisi yang salah.

3 dari 4 halaman

Dimana plasenta menutupi jalan lahir atau mendekati jalan lahir.

Sehingga mudah terjadi pendarahan saat sang ibu terlalu lelah atau setelah berhubungan dengan suami.

Karena sperma laki-laki dapat melunakkan mulut rahim yang dapat menimbulkan kontraksi.

Jika sang ibu memiliki penyakit darah tinggi, akan sering mengalami keluhan sakit kepala.

Jika sang ibu memilki penyakit kencing manis, akan mudah terasa lemas.

Baca juga: Jika Memiliki Kista Apakah Masih Bisa Hamil Dok? Berikut Penjelasan dr. Surahman Hakim

Baca juga: Apakah Aman untuk Hamil Lagi Jika Punya Riwayat Kuretase dan Caesar? Simak Penjelasan Berikut

Ilustrasi ibu hamil yang sedang mencoba berinteraksi dengan janin
Ilustrasi ibu hamil yang sedang mencoba berinteraksi dengan janin (manado.tribunnews.com)

Pada kondisi ibu yang mual muntah berlebihan harus lebih diperhatikan jika ingin melakukan puasa.

Kenaikan berat badan ibu hamil saat kehamilan dan batasan setiap ibu hamil berbeda-beda.

Pertama, ibu hamil harus mengetahui indeks massa tubuh.

Cara menghitung indeks massa tubuh adalah berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2.

Lantas, ada berapa kriteria ibu hamil?

4 dari 4 halaman

1. Underweight

Indeks massa tubuh kurang dari 18, 5 kg/m2.

Sehingga target kenaikan berat badan akan lebih besar.

2. Normal

Ibu hamil bisa naik hingga 16 kg.

3. Overweight

Kenaikan berat badan disarankan lebih rendah, bisa sampai 12 kg.

4. Obesitas

Biasanya batasan kenaikan berat badan hanya sampai 9 kg.

Lantas apa saja tips untuk menjaga kehamilan saat berpuasa?

Yang pertama, ibu hamil harus yakin dan kuat.

Baca juga: Penjelasan Dokter Mengenai Preeklamsia pada Ibu Hamil

Ilustrasi wanita hamil
Ilustrasi wanita hamil (jakarta.tribunnews.com)

Yang kedua, harus memastikan kondisi kehamilan ke dokter kandungan sebelum berpuasa.

Terutama untuk indeks massa tubuh dan nutrisi sang ibu.

Selain itu diperlukannya pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa penyakit penyerta lainnya seperti anemia, infeksi saluran kemih, darah tinggi, HIV, hepatitis B dan lain-lain.

Jika ada obat-obatan yang harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter, dapat dikonsumsi saat sahur, buka puasa atau di malam hari.

Pada saat buka puasa, jangan langsung makan yang manis-manis dan semua makanan langsung dimakan.

Hal ini justru akan menimbulkan rasa kaget pada saluran pencernaan.

Pasalnya, saluran pencernaan pada ibu hamil, pergerakkan ususnya lebih lambat.

Sehingga jika makan terlalu banyak sang ibu akan muntah.

Alangkah lebih baik jika makan secara perlahan dan secukupnya asalkan memenuhi nutrisi per harinya.

Baca juga: Apakah Makan Kacang Hijau saat Hamil Bisa Buat Kulit Bayi Jadi Bersih Dok?

Baca juga: Dua Penyebab Ibu Hamil Kerap Merasakan Gigi Sensitif, Bisa Gara-gara Faktor Hormonal dan Kebersihan

(TribunHealth.com/Dhiyanti)

Berita lain tentang kehamilan ada di sini

 
Selanjutnya
Tags:
Puasa RamadhanPuasa untuk ibu hamil dan menyusuipenjelasan dokterMenjaga Kehamilan Saat Puasa Es Potong
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved