TRIBUNHEALTH.COM - dr Tan Shot Yen membahas mengenai ritme sirkadian dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnews.
Dokter, filsuf, dan ahli gizi komunitas itu memulai penjelasannya dengan pengertian ritme sirkadian.
"Sirkadian itu adalah suatu ritme, dimana manusia mengenal pola diurnal dan nokturnal," jelasnya.
dr Tan menegaskan manusia termasuk makhluk diurnal.
Artinya, manusia beraktivitas ketika siang hari dan tidur di malam hari.
"Jadi sejak matahari terbit sampai tenggelam itu disebut sebagai siklus diurnal," katanya.
"Nah ketika matahari sudah terbenam sampai menjelang terbit, itu siklus nokturnal."
Baca juga: Bisa Picu Penyakit Berbahaya, Kenali Sederet Penyebab Obesitas, Faktor Genetik hingga Gangguan Tidur
Baca juga: Menggertakkan Gigi Saat Tidur Sangat Berbahaya, Persendian Rahang Sampai Bisa Terlepas
Kedua siklus tersebut sangat berbeda.
Misalnya, ketika hari mulai berganti malam, maka tubuh manusia akan mengalami berbagai perubahan, mulai dari suhu hingga kadar hormon.
"Suhu tubuh, tekanan darah, termasuk kadar hormonnya juga berubah," jelas dr Tan.
"Jadi tekanan darah kita kalau anda perhatikan lebih tinggi dari pada ketika tidur."
"Nah, sebaliknya ketika harus tidur, maka yang terjadi suhu tubuh kita mulai menurun."
Penurunan suhu tersebut bukan karena turunnya suhu udara, melainkan karena tubuh sendiri.
Kemudian beberapa hormon justru akan meningkat ketika tidur, mulai dari testosteron hingga growth hormon.
Baca juga: Mengenal Bruxism, Kebiasaan Menggertakkan Gigi saat Tidur yang Ternyata Berbahaya
Baca juga: Berbagai Macam Penyebab Gangguan Tidur, Apa Saja? Berikut Penjelasan Serta Solusinya
"Itu sebabnya kalau orang kurang tidur, itu sebabnya esok harinya malah tensinya naik."
Fungsi ritme sirkadian adalah untuk mengatur itu semua.
Lalu bagaimana jika ritme sirkadian kacau?
Dalam artian, orang menjadi lebih sering terjaga ketika waktunya tidur.
Jika hal itu terjadi, dr Tan Shot Yen mengatakan akan terjadi beberapa gangguan.
Dua di antara risiko yang muncul adalah obesitas dan diabetes.
"Orang yang tidurnya subuh itu akhirnya orang yang rentan dengan obesitas, rentan dengan diabetes," kata dr Tan.
Baca juga: Jam Berapa Sih Waktu yang Tepat untuk Tidur Malam? Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Mengenal Cara Kerja Ritme Sikardian terhadap Siklus Tidur Manusia Serta Gangguan yang diakibatkan
Bahkan terjaga sepanjang malam juga memiliki kaitan dengan bipolar dan depresi.
"Memang orang-orang dengan depresi dan bipolar kadang-kadang mempunyai kesulitan juga ketika mereka harus tidur malam."
dr Tan mengatakan perlu dibedakan antara orang yang memang tidak ingin tidur, dengan orang yang insomnia.
"Insomnia itu dia pengen tidur tapi tidak bisa. Dia udah mempersiapkan segala sesuatunya tapi tidak bisa."
"Insomnia itu dia juga melek tidak tidur, tapi bukan karena sengaja atau pekerjaan," jelas dr Tan
Kebiasan tidak tidur tentu saja ada efeknya.
Misalnya, daya tahan dan kekebalan tubuh menjadi menurun.
Selain itu, kebiasaan begadang ternyata juga bisa menyebabkan kegemukan, secara tidak langsung. Kok bisa?
"Orang kalau ngga tidur biasanya ngapain? Nonton sambil makan," kata dr Tan dengan nada bercanda.
"Itu dia kalau jam tidur sudah lewat, tebak apa yang anda lakukan biar tidak tidur? Anda makan, dari yang sopan sampai yang tidak sopan," lanjutnya.
"Jadi orang obesitas bukan karena ngga tidurnya. Jadi dia ngga tidur, mulutnya ikut ngga tidur," tandasnya.
Sementara dampak jangka panjangnya akan lebih beragam.
Baca artikel lain tentang kesehatan di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)