Mom and Baby

Pentingnya Serat Bagi Ibu Hamil: Jenis dan Manfaat yang Tidak Boleh Dilewatkan

Penulis: Putri Pramestia
Editor: Putri Pramestia
ilustrasi ibu hamil yang mengonsumsi salad sayur untuk memenuhi kebutuhan serat

TRIBUNHEALTH.COM - Berikut alasan pentingnya serat bagi ibu hamil. 

Serat makanan merupakan elemen kunci dari diet yang harus ditingkatkan demi kesehatan. 

Ternyata serat juga dikenal karena berbagai efek positifnya bagi kesehatan. 

Serat makanan dibagi menjadi dua kategori, yakni serat larut dan serat tidak larut. 

Dilansir dari The Health Site, berikut definisi dari kedua jenis serat tersebut: 

ilustrasi makanan tinggi serat (kompas.com)

Baca juga: 6 Manfaat Air Kelapa Muda untuk Ibu Hamil: Kaya Nutrisi dan Menghidrasi Tubuh

1. Serat Tidak Larut 

Serat tidak larut meliputi lignin, selulosa dan beberapa hemiselulosa, terutama berasal dari sayur dan biji-bijian. 

Serat tidak larut berperan penting untuk sistem pencernaan dengan mendorong pergerakan susu, mengurangi transit usus dan meningkatkan jumlah tinja. 

Serat bisa mencegah sembelit, wasir dan diverkulitis. 

Sumber serat tak larut bisa didapat dari sereal, kulit kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta batang sayur berdaun hijau. 

2. Serat Larut 

serat larut terdiri dari pektin, gom, lendir dan hemiselulosa tertentu. 

Saluran pencernaan mencerna jenis serat ini karena menghasilkan konsistensi seperti gel yang memperlambat pengosongan lambung dan waktu transit usus, sehingga memperlambat pencernaan. 

Baca juga: 4 Minuman Sehat untuk Ibu Hamil: Sumber Nutrisi Penting bagi Pertumbuhan Janin

Serat larut juga berperan penting dalam mengurangi kadar kolesterol. Hal ini karena serat larut dapat mengikat asam empedu. 

Serat larut bisa didapatkan dari daging, sayuran, dan buah-buahan serta biji-bijian seperti gandum. 

Peran Nutrisi Selama Kehamilan 

ilustrasi ibu hamil yang mengonsumsi buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (freepik/gratispik)

Nutrisi antenatal dan prakonsespsi sangat penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan. 

Pola pertumbuhan yang fatal dan berat badan lahir terbukti mempengaruhi risiko penyakit tidak menular kronis di usia dewasa, seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung koroner. 

Fenomena ini sekarang dikenal sebagai hipotesis Barker.

Baca juga: 5 Manfaat Prenatal Yoga untuk Ibu Hamil: Dari Kualitas Tidur hingga Persiapan Persalinan

Diet Serat 

Halaman
12