Tips dan Trik

5 Tips Aman Berpuasa bagi Penderita Diabetes, Menjaga Gula Darah Selama Bulan Suci

Penulis: dhiyanti.nawang
Editor: dhiyanti.nawang
5 Tips Aman Berpuasa bagi Penderita Diabetes: Menjaga Gula Darah Selama Bulan Suci

Diet yang seimbang membantu menjaga berat badan yang sehat.

Pada pasien diabetes, penurunan berat badan yang terkontrol juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, yang merupakan faktor kunci dalam pengelolaan diabetes.

Makanan yang sehat membantu mencegah komplikasi jangka panjang dari diabetes, seperti penyakit jantung, masalah ginjal, dan kerusakan saraf.

Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan rendah gula dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Pasien diabetes perlu memastikan bahwa mereka mendapatkan keseimbangan nutrisi yang tepat dari makanan mereka, termasuk karbohidrat, protein, lemak, serat, dan vitamin/mineral lainnya.

Ini membantu tubuh berfungsi dengan baik dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Menjaga pola makan teratur dengan memperhatikan waktu makan sahur dan berbuka membantu menjaga stabilitas gula darah.

Pada bulan Ramadan, di mana pola makan sering berubah karena puasa, penting bagi pasien diabetes untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan waktu makan untuk mencegah komplikasi.

3. Memantau kadar gula darah secara teratur selama periode puasa dan segera mengambil tindakan jika terjadi fluktuasi yang signifikan

Ilustrasi upaya menjaga kadar gula darah (pixabay.com)

Penderita diabetes perlu memantau kadar gula darah secara teratur selama periode puasa dan segera mengambil tindakan jika terjadi fluktuasi yang signifikan karena puasa dapat memengaruhi kondisi gula darah mereka secara substansial.

Pada beberapa kasus, puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (kadar gula darah rendah), terutama jika penderita diabetes menggunakan obat-obatan tertentu atau insulin untuk mengontrol gula darah.

Pemantauan teratur membantu mendeteksi penurunan gula darah sebelum menjadi masalah serius.

Meskipun jarang, ada juga risiko hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) selama puasa, terutama jika penderita diabetes makan terlalu banyak atau tidak mengonsumsi makanan yang seimbang saat berbuka.

Memantau gula darah membantu mengidentifikasi peningkatan gula darah sehingga tindakan korektif dapat diambil.

Puasa adalah periode di mana pola makan dan kebiasaan harian berubah.

Baca juga: Diabetes Sudah Ada Sejak Zaman Dulu, Kini Lebih Terkendali dengan Peringatan Kemasan Makanan

Pemantauan gula darah selama puasa memberikan gambaran tentang seberapa efektif pengelolaan diabetes seseorang dalam menghadapi perubahan ini.

Fluktuasi ekstrem dalam kadar gula darah dapat menyebabkan komplikasi serius bagi penderita diabetes, seperti ketoasidosis diabetik (kelebihan asam keton dalam darah) atau koma hiperglikemik.

Pemantauan gula darah yang teratur memungkinkan penderita diabetes untuk mengambil tindakan pencegahan atau intervensi jika terjadi fluktuasi yang berbahaya.

4. Meminimalkan aktivitas fisik yang berat selama periode puasa untuk mengurangi risiko komplikasi

Aktivitas fisik yang berat selama puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (penurunan kadar gula darah yang signifikan).

Terutama jika tidak ada asupan makanan atau minuman yang bisa mengatur kadar gula darah seperti biasanya.

Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat, tubuh biasanya membutuhkan asupan energi yang lebih besar.

Halaman
123