TRIBUNHEALTH.COM - Jahe merupakan tanaman akar yang berasal dari Asia Tenggara, di mana jenis rimpang ini memiliki cita rasa yang khas dan manfaat yang baik untuk kesehatan.
Selain digunakan sebagai bumbu dapur untuk menyedapkan masakan, sejumlah penelitian telah mengungkap banyaknya khasiat saat mengonsumsi rimpang jahe.
Diketahui rimpang ini mengandung vitamin C, magnesium, dan kalium yang membantu meningkatkan kesehatan tubuh.
Dilansir dari laman UCLA Health, senjata rahasia yang menyimpan banyak manfaat dari tanaman ini adalah kandungan alami yang bernama gingerol.
Gingerol adalah minyak alami yang memberikan rasa dan aroma unik pada jahe.
Baca juga: 6 Pilihan Minuman Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun Agar Tidak Mudah Sakit
Kandungan ini juga bekerja sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang mencegah berbagai penyakit kronis.
Terlepas dari manfaatnya, mengonsumsi jahe baik dalam dosis sedang maupun besar dapat memberikan dampak buruk pada orang dengan kondisi tertentu.
Lantas, siapa saja orang yang tak dianjurkan mengonsumsi jahe?
Kondisi yang Tak Dianjurkan Konsumsi Jahe
Meski jahe secara umum dianggap aman untuk dikonsumsi, namun ada kalanya seseorang dianjurkan untuk membatasi atau bahkan menghindarinya sama sekali.
Berikut sejumlah kondisi yang tidak dianjurkan untuk makan atau minum jahe.
1. Hemofilia
Dilansir dari laman Well and Good, kekhawatiran paling penting saat mengonsumsi rimpang ini adalah orang yang memiliki kelainan darah seperti hemofilia.
Hemofilia merupakan kondisi medis saat darah sulit membeku, di mana gangguan ini ditandai dengan munculnya banyak memar, nyeri, dan pembengkakan sendiri, serta darah yang tak berhenti mengalir saat terluka.
Jahe memiliki sifat antikoagulan atau pengencer darah ringan, sehingga dapat meningkatkan risiko pendarahan pada orang dengan hemofilia.
2. Konsumsi obat pengencer darah
Karena sifat antikoagulannya, siapa pun yang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin, juga perlu berhati-hati terhadap jahe.
Sebab, rutin mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat-obatan tersebut berpotensi memperkuat efek pengencer darah.
Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk pendarahan atau memar yang berlebihan pada tubuh.
Warfarin atau aspirin sendiri biasanya dikonsumsi oleh orang dengan penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, serta pasca-operasi penggantian katup jantung, untuk mencegah pembekuan darah.
Baca juga: 6 Minuman Diet Kaya Nutrisi dan Antioksidan, Dapat Membantu Hilangkan Lemak Perut dan Tunda Penuaan
Baca tanpa iklan