Cara Melanjutkan Kehidupan yang Baik bagi Pasien Pasca Stroke yang Disampaikan dr. Nilla Mayasari

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi pasien pasca stroke yang menjalankan hidup lebih baik

TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari, penyakit stroke bisa mengintai berbagai usia.

Seringkali penyakit stroke dianggap hanya bisa terjadi pada usia lanjut saja.

Nyatanya banyak usia muda mengalami gejala stroke maupun stroke ringan.

Seseorang dengan stroke perlu mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat agar tidak mengalami kejadian fatal.

Stroke merupakan kondisi medis yang menakutkan dan mengancam jiwa, namun begitu pasien mulai pulih, pasien akan mengalami dampak pada kualitas hidup yang disebabkan oleh kerusakan.

Stroke mungkin memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik.

ilustrasi pasien pasca stroke yang menjalankan hidup lebih baik (freepik.com)

Baca juga: Cara Mengetahui Apakah Anak Mengalami ADHD, Disampaikan Irma Gustiana, Seorang Psikolog Anak

Setelah stroke, kebugaran fisik dapat menurun ke tingkat yang tidak cukup untuk melakukan kegiatan rumah tangga yang mendasar sekalipun.

Gangguan kebugaran fisik setelah stroke menimbulkan risiko stroke berulang, penyakit jantung dan fraktur akibat jatuh, dan dapat mempengaruhi reintegrasi ke dalam masyarakat.

Pedoman klinis nasional merekomendasikan bahwa pasien stroke harus didorong untuk berpartisipasi dalam olahragateratur dan pelatihan aerobik jika memungkinkan.

Setiap jumlah aktivitas fisik merupakan langkah positif bagi penderita stroke.

Seiring waktu, bahkan aktivitas ringan seperti berjalan di sekitar blok atau mencuci pakaian akan berkontribusi pada perbaikan fisik dan membantu mencegah dekondisi yang mengarah pada kerusakan lebih lanjut.

Baca juga: Dokter Spesialis Anak, S.T Andreas Terangkan Perbedaan Flu Singapura dan Cacar Air

Namun, aktivitas dengan intensitas sedang justru lebih bermanfaat bagi kesehatan pasien.

Selain itu, latihan aktivitas sehari-hari (ADL) merupakanintervensi yang sering digunakan oleh terapis dalam rehabilitasi stroke.

Terapis okupasi melakukan analisis aktivitas untuk memicu pemulihan setelah stroke, dan dapat mencakup penyediaan dan pelatihan dalam penggunaan peralatan adaptif untuk mengkompensasi hilangnya kemampuan melakukan ADL.

Latihan ADL yang dilanjutkan di rumah efektif meningkatkan kemandirian.

Adakah cara melanjutkan kehidupan yang baik bagi pasien pasca stroke?

Begini penjelasan dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K.

Baca juga: Mengenal Kegawatdaruratan Kehamilan, Dapat Terjadi pada Usia Kehamilan Kurang & Lebih dari 20 Minggu

Nilla adalah seorang Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Konsultan.

Nilla Mengawali karirnya sebagai dokter umum di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 2010.

Kemudian pada 2010 Nilla menekuni profesinya menjadi dokter rehabilitasi medik.

Halaman
123